Kamis 24 Mar 2022 15:55 WIB

YLKI: Wajib Booster Jika Ingin Mudik Sama Saja dengan Melarang

Saat ini baru 12 jutaan warga yang sudah mendapatkan vaksin booster.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menilai pemerintah yang mewajibkan vaksin Covid-19 penguat (booster) dosis ketiga jika ingin mudik lebaran sama saja dengan melarang mudik.  Sebab, saat ini baru 12 jutaan warga yang sudah mendapatkan vaksin booster. 

"Sehingga, jadi hal yang mustahil dalam satu bulan ke depan bisa mengejar vaksinasi booster agar warga bisa mudik," ujar Tulus kepada Republika.co.id, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga

Apalagi, ia menyebut jika terjadi kendala teknis atau medis, misalnya orang baru saja mendapatkan vaksin dosis kedua tidak bisa langsung mendapatkan vaksin booster. Sebab, dia melanjutkan, perlu jeda tiga bulan. Jadi, pihaknya meminta pemerintah pakai kebijakan yang berkeadilan saja. "Jangan neko-neko biar tidak terkesan ada udang di balik kebijakan atau bussiness oriented," kata Tulus.

Lebih lanjut YLKI meminta sebaiknya pemerintah fokus saja dengan vaksinasi dosis kedua yang saat ini baru mencakup 155 jutaan warga dan cakupan vaksin Covid-19 dosis pertama sekitar 194 jutaan.  Sebelumnya, pemerintah memastikan masyarakat bisa mudik pada Idul Fitri tahun ini dengan syarat telah mendapatkan dosis ketiga atau booster vaksin Covid-19.

“Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik Lebaran juga dipersilakan, juga diperbolehkan, dengan syarat sudah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali booster, serta tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” kata Presiden Joko Widodo dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (23/3/2022).

Presiden mengatakan, situasi pandemi yang membaik saat ini membawa optimisme menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement