Kamis 24 Mar 2022 17:45 WIB

183 Kepingan China Eastern Airlines Ditemukan

Penemuan puing China Eastern Airlines termasuk bilah mesin dan bagian turbin.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah potongan puing pesawat penumpang China Eastern Airlines ditemukan di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan.
Foto: Antara/Xinhua
Sejumlah potongan puing pesawat penumpang China Eastern Airlines ditemukan di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah menemukan 183 kepingan dari pesawat komersial China Eastern Airlines yang jatuh pada Senin (21/3/2022). Penemuan puing itu, termasuk bilah mesin dan bagian turbin, di area 30 meter di sekitar titik jatuhnya pesawat.

"Prioritas sekarang adalah pencarian dan penyelamatan," kata seorang pejabat dari Administrasi Penerbangan Sipil Cina (CAAC), Zhu Tao.

Baca Juga

Kepala Guangxi Fire and Rescue Corp, Zheng Xi, mengatakan, area pencarian pada Kamis (24/3) diperluas 1,5 kali dari Rabu (23/3/2022). Zheng menambahkan bahwa, tim penyelamat juga menemukan lebih banyak jenazah.

Sebelumnya area pencarian Flight Data Recorder (FDR) dari pesawat penumpang China Eastern yang jatuh di China selatan, telah diperluas pada Kamis (24/3/2022). Kecelakaan tersebut menewaskan 132 penumpang dan awak pesawat.

Hujan yang turun terus-menerus telah menghambat pencarian kotak hitam. Namun salah satu kotak hitam, yang diyakini sebagai perekam suara kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) ditemukan pada Rabu (23/3/2022). Penyelidik mengatakan, selubung luar kotak hitam tersebut rusak tetapi silinder oranye relatif utuh.

China Eastern Airlines yang menggunakan pesawat tipe Boeing 737-800 jatuh dari ketinggian 29.000 kaki pada Senin (21/3/2022). Pesawat tiba-tiba menukik ke daerah pegunungan terpencil, dan memicu kebakaran di hutan sekitarnya. Tidak ada korban selamat yang ditemukan dalam kecelakaan tersebut.

Para tim pencari menggunakan berbagai macam peralatan, termasuk detektor logam, drone, dan anjing pelacak untuk menyisir lereng yang berhutan lebat dan curam. Mereka menemukan dompet, kartu identitas, kartu bank dan jenazah yang sudah tidak utuh.

Kotak hitam dianggap sebagai kunci untuk mencari tahu penyebab kecelakaan pesawat. Kotak hitam biasanya terdiri dari dua bagian yaitu CVR dan FDR. Perekam suara kokpit atau CVR dapat menangkap suara, peringatan audio, dan suara latar belakang dari mesin atau bahkan sakelar yang sedang dipindahkan. Sementara FDR menyimpan informasi tentang kecepatan pesawat, ketinggian dan arah naik atau turun, serta tindakan pilot dan kinerja sistem penting.

Penyelidik mengatakan, masih terlalu dini untuk berspekulasi tentang penyebab jatuhnya China Eastern Airlines. Sebelum pesawat terjatuh, pengendali lalu lintas udara mencoba menghubungi pilot beberapa kali setelah melihat ketinggian pesawat turun tajam. Namun pilot China Eastern dengan nomor penerbangan MU5735 tidak merespon.

Penerbangan China Eastern MU5736 berangkat dari Kunming ke Guangzhou. China Eastern, yang berkantor pusat di Shanghai, adalah salah satu dari empat maskapai besar China.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement