Selama Ramadhan Ganjar Minta Masyarakat Tetap Jaga Prokes
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Selama Ramadhan Ganjar Minta Masyarakat Tetap Jaga Prokes (ilustrasi). | Foto: Republika/Bowo Pribadi
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Perkembangan situasi Covid-19 di Jawa Tengah terus menunjukkan tren menggembirakan. Hal ini ditandai dengan jumlah kasus aktif yang terus menurun dan meningkatnya angka kesembuhan.
Kendati begitu, seluruh pemangku kebijakan di Provinsi Jawa Tengah tetap waspada serta bersiap menghadapi rencana kebijakan Pemerintah Pusat yang bakal memberlakukan PPKM Level1 pada saat lebaran nanti.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan, sejauh ini kondisi Jawa Tengah terus terkontrol, baik terkait kondisi fasilitas layanan kesehatan maupun progres pelayanan kepada mereka yang terpapar.
“Alhamdulillah semua berjalan sesuai harapan, tidak ada ledakan kasus yang luar biasa, karena semuanya sudah semakin siap dalam menghadapi kemungkinan yang terjadi," ungkapnya, di Semarang, Kamis (24/3/2022).
Meski begitu, kata gubernur, semua belum selesai dan kewaspadaan tetap harus ditingkatkan dengan mempertimbangkan kondisi yang ada, khususnya dalam menghadapi Ramadhan tahun ini.
Di satu sisi Pemprov Jawa Tengah juga masihvterus mendorong cakupan vaksinasi booster di masyarakat. “Mudah- mudahan di bulan Ramadhan semakin menurun, karena kita juga genjot vaksin penguatnya,” kata Ganjar.
Gubernur juga menegaskan, hal yang akan terus dilakukan adalah membangun kesadaran masyarakat, juga penting dilakukan selama bulan suci Ramadan nanti.
Sehingga pelaksanaan ibadah tetap berjalan dengan protokol kesehatan.yang ketat dan pada saatnya nanti, mudik juga dapat dilaksanakan dengan aman dan nyaman.
“Saya kira ini juga menjadi momentum bagi masyarakat untuk bisa memberikan kontribusi dalam rangka tetap mewaspadai Covid-19 ini," tambahnya.
Secara umum, masih ungkap gubernur, Pemerintah, sudah siap dan tinggal membuka 'kartu' lama atau belajar dari pengalaman yang sudah ada tinggal diterapkan lagi jika risiko terburuk (ledakan kasus) harus dihadapi.
Kesiapsiagaan dilakukan dengan terus melakukan pemantauan berkala. Seperti pengalaman sebelumnya outbreak tidak terjadi pada saat Ramadhan, tetapi baru terlihat dua pekan setelahnya.
Maka setelah momentum Lebaran, dihitung --setidaknya-- 14 hari terjadi ledakan atau tidak. Makanya Ramadhan nanti masih akan menjadi ukuran sejauh mana dampaknya terhadap penyebaran kasus.
Maka ketika shalat tarawih dilakukan, harapannya semuanya bisa tertib prokes, tetap pakai masker dalam mengikuti ibadah. Mudah- mudahan nanti semua juga bisa berjalan dan masyarakat peduli melakukannya.
"Sehingga momentum mudik Lebaran yang telah dirindukan selama dua tahun terakhir, akan dapat terlaksana di tahun ini dengan aman dan harapannya juga tetap lancar," tandasnya.