DPRD Surabaya Matangkan Pembahasan Raperda Penangulanggan Banjir
Red: Muhammad Fakhruddin
DPRD Surabaya Matangkan Pembahasan Raperda Penangulanggan Banjir. Rancangan Peraturan Daerah akan diproses menjadi Peraturan Daerah (ilustrasi) | Foto: Pinterest
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya mematangkan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Tentang Penanggulangan Banjir dan Pengelolaan Potensi Air di "Kota Pahlawan", Jatim itu.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati mengatakan dalam pembahasan raperda muncul beberapa masalah penting dalam penanggulangan banjir di Surabaya, yang nantinya bisa tertangani melalui perda tersebut. "Beberapa masalah tersebut di antaranya soal pentingnya koordinasi antara Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Jasa Tirta, dan Pemkot Surabaya selaku 'stakeholder' (pemangku kepentingan)," ujar dia.
Ia menambahkan koordinasi ini penting dilakukan untuk menjaga elevasi Sungai Brantas. Selain untuk suplai sebagai bahan baku air PDAM, lanjut dia, elevasi Sungai Brantas terkadang menyebabkan banjir.
"Selain itu koordinasi juga berkaitan dengan aliran air Sungai Brantas dari hulu seperti Mojokerto dan daerah lainnya, yang masuk ke Surabaya," kata dia.
Dia menambahkan dari pembahasan tersebut terungkap bahwa para tenaga ahli sudah punya data dan memetakan titik-titik yang selama ini rawan banjir dan penyebabnya. "Ada hal menarik yang disampaikan tenaga ahli tentang wacana peta digital yang nyambung dengan Peta Lidar yang dulu digagas Pak Wali Kota saat masih menjadi Kepala Bappeko (Badan Perencanaan Pembangunan Kota). Ke depan seluruh pengembang diwacanakan wajib diperbaharui pembuatan sistem drainase melalui Peta Lidar," kata Aning.
Peta Lidar merupakan peta citra yang berwujud peta tiga dimensi digital. Peta itu menggambarkan kontur dan topografi Surabaya, sekaligus seluruh dimensi saluran di Surabaya sehingga bisa diperbaharui data dimensi salurannya secara digital.
Aning mengatakan Raperda Penanggulangan Banjir tidak hanya untuk solusi banjir di Surabaya, melainkan juga soal pengelolaan potensi air. "Wacana untuk memanen air yang bertujuan memanfaatkan potensi air, sekaligus mengatasi banjir. Karena para tenaga ahli memprediksi ketersediaan air akan langka di kemudian hari," katanya.