Jumat 25 Mar 2022 09:06 WIB

Joe Biden Dukung Pengusiran Rusia dari G-20 

AS dan negara sekutu tengah mempertimbangkan apakah Rusia tetap berada di G20.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Friska Yolandha
Presiden AS Joe Biden.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Presiden AS Joe Biden.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Joe Biden mendukung dikeluarkannya Rusia dari kelompok ekonomi utama G-20 atas invasinya ke Ukraina. Pernyataan tersebut dijelaskannya setelah pertemuan puncak NATO di Brussel, Kamis (24/3).

“Saya mengemukakan kemungkinan jika itu tidak dapat dilakukan, jika Indonesia dan yang lainnya tidak setuju, maka menurut pandangan saya, kita harus meminta agar Ukraina menghadiri pertemuan juga,” kata Biden setelah pertemuan puncak NATO dilansir dari Al Arabiya, Kamis (24/3).

Baca Juga

Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya sedang menilai, apakah Rusia harus tetap di G-20 setelah invasinya di Ukraina. Menurut sejumlah sumber dari kantor berita Reuters, setiap usulan untuk mengeluarkan Rusia dari G-20 kemungkinan akan diveto oleh anggota-anggota G-20, seperti China, India, dan Arab Saudi, sehingga akan mendorong sejumlah negara lain melewatkan pertemuan-pertemuan G-20 tahun ini.

"Ada beberapa diskusi tentang apakah pantas bagi Rusia menjadi bagian G-20. Jika Rusia tetap menjadi anggota, (G-20) akan menjadi organisasi yang kurang bermanfaat," kata seorang sumber di G-7.

G-20 adalah kelompok 20 negara dan kawasan dengan ekonomi terbesar di dunia. Bersama kelompok yang lebih kecil G-7 (AS, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Jepang dan Inggris), G-20 menjadi platform penting untuk berkoordinasi secara global dalam berbagai hal, mulai dari aksi perubahan iklim hingga utang antarnegara

Aksi militer Rusia di Ukraina memang telah memicu kemarahan global dan mendorong sanksi berbagai negara Barat. Berbagai sanksi dari negara sekutu Amerika telah dijatuhkan kepada Rusia hingga kini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement