Jumat 25 Mar 2022 11:37 WIB

UMM Kukuhkan Guru Besar Peternakan

Guru besar baru diharapkan mampu membangun akselerasi program yang digulirkan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengukuhkan guru besar baru. Kali ini, Profesor Sutawi sukses dikukuhkan menjadi guru besar bidang peternakan.
Foto: dok. Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengukuhkan guru besar baru. Kali ini, Profesor Sutawi sukses dikukuhkan menjadi guru besar bidang peternakan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengukuhkan guru besar baru. Kali ini, Profesor Sutawi sukses dikukuhkan menjadi guru besar bidang peternakan.

Rektor UMM Fauzan berpesan agar pengukuhan tersebut tidak hanya dimaknai sebagai formalitas semata. Semua properti dan dekorasi tersebut harus mengandung konsekuensi logis akan jabatan yang dikukuhkan. Ia juga berharap adanya guru besar baru di FPP mampu membangun akselerasi program-program yang selama ini digulirkan.

Baca Juga

“Tentu, kami ingin agar adanya guru besar baru ini dapat membentuk FPP UMM jadi unggul. Tidak hanya unggul di nasional tapi juga di level internasional,” katanya.

Fauzan juga mengutip sedikit isi pidato Sutawi terkait pesan bapaknya yang mengatakan untuk tidak menjadi seorang petani karena susah. Meskipun begitu, petani masih menjadi salah satu pekerjaan yang dirasa bahagia. Sebab itu, paradigma untuk mengukur kebahagiaan itu seharusnya menggunakan ukuran agama dan keimanan. Rasa yang didasari rasa syukur itu yang akan melahirkan sebuah kebahagiaan.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayan (Menko PMK), Profesor Muhadjir Effendy mengucapkan selamat dan menilai bahwa Sutawi adalah seorang penulis sejati. Hal tersebut bisa dilihat dari sederet karya dan prestasi yang sudah Sutawi hasilkan.

Terkait pengukuhan guru besar, ia juga berpesan agar UMM melihat keluar untuk segera mengejar ketertinggalan dari universitas lain. Hal ini terutama perguruan tinggi luar negeri yang berkembang pesat.

Sementara itu, dalam pidatonya, Sutawi menjelaskan bahwa ia telah meneliti terkait kebahagiaan peternak ayam petelur di Kabupaten Malang. Begitupun dengan kajian kebahagiaan peternak sapi perah di Kabupaten Malang. Kemudian juga tentang pengaruh PDB pertanian dan peternakan terhadap kebahagiaan penduduk indonesia dan beragam penelitian lainnya.

Berdasarkan orasi ilmiah yang disampaikan Sutawi, meskipun berpendapatan rendah, peternak adalah profesi yang dinilai bahagia. Hasil survei tersebut konsisten dengan survei serupa di berbagai negara. Survei tersebut menyebutkan orang-orang yang berprofesi sebagai petani, peternak, nelayan, dan pekebun termasuk kelompok masyarakat yang bahagia.

Di Malaysia misalnya yang merasa bahagia dan bangga berprofesi sebagai petani. Kemudian di Amerika Serikat, 99 persen petani Ohio dilaporkan bahagia dengan keseluruhan kualitas hidupnya.

Sementara itu, indeks kebahagiaan tertinggi di Inggris ditemukan pada penduduk yang bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Hal serupa juga ditemui di negara-negara lain seperti Perancis bahkan Ghana.

Menurut Sutawi, kebahagiaan suatu bangsa itu ibarat pohon. Pertanian adalah akarnya sementara perdagangan dan industri adalah cabang dan daunnya. "Jika akarnya dicabut, maka sudah barang tentu cabangnya akan mati dan daunnya berguguran,” ucapnya dalam pesan resmi yang diterima Republika, Kamis (24/3/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement