Sabtu 26 Mar 2022 00:08 WIB

Ahli: Varian Baru Bisa Lebih Buruk daripada Omicron

Munculnya varian baru setelah omicron akan menimbulkan ancaman bagi masyarakat.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Covid-19 (ilustrasi). Menurut Prof Chris Whitty dari Inggris, ada kemungkinan besar varian SARS-CoV-2 baru yang lebih buruk dari omicron akan muncul dalam dua tahun ke depan.
Foto: www.pixabay.com
Covid-19 (ilustrasi). Menurut Prof Chris Whitty dari Inggris, ada kemungkinan besar varian SARS-CoV-2 baru yang lebih buruk dari omicron akan muncul dalam dua tahun ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus harian Covid-19 di Inggris telah melebihi 100 ribu pada Kamis (24/3/2022) dan saat ini belum ada tanda-tanda gelombang akan memuncak. Lonjakan kasus dikaitkan dengan varian BA.2 omicron "alias son of omicron", subvarian omicron yang jauh lebih menular daripada pendahulunya.

Munculnya varian baru terus menimbulkan ancaman bagi masyarakat umum, meskipun kecepatan vaksinasi sudah meluas. Itulah penilaian mengerikan yang dikemukakan oleh Kepala Petugas Medis Inggris, Sir Prof Chris Whitty.

Baca Juga

Prof Whitty memperingatkan ada kemungkinan besar varian SARS-CoV-2 baru yang lebih buruk dari omicron akan muncul dalam dua tahun ke depan. Ini membuat fase pandemi berikutnya penuh dengan ketidakpastian. Ia mengisyaratkan prospek pemberlakuan kembali lockdown di masa depan.

Prof Whitty mengatakan, masih ada jalan panjang menuju akhir pandemi karena virus akan terus memberi kejutan. Dia juga bersikeras bahwa virus akan bersama kita selama sisa hidup kita.

"Munculnya jenis yang lebih berbahaya dapat secara signifikan mengubah keseimbangan risiko kita," ujar Prof Whitty.

Menurut Prof Whitty, ketegangan dapat menyebabkan masalah yang lebih buruk daripada omicron dan tantangan dari ketegangan saat ini sama sekali tidak sepele. Para peneliti percaya salah satu faktor utama di balik peningkatan kasus dan penerimaan saat ini adalah BA.2, turunan dari varian omicron.

Varian SARS-CoV-2 omicron asli, sekarang dikenal sebagai BA.1, menghantam Inggris dengan keras selama musim dingin 2021 sampai 2022. Ini menyebabkan gelombang besar infeksi dan memberi tekanan besar pada rumah sakit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement