Jumat 25 Mar 2022 14:58 WIB

KA Jalur Cibatu-Garut Aktif Kembali, Antusiasme Warga Tinggi

Penumpang yang berangkat dari Stasiun Garut cukup banyak pada hari pertama beroperasi

Rep: Bayu Adji P/ Red: Nur Aini
Pelajar mengibarkan bendera Merah Putih saat kereta api Inspeksi melintasi jalur rel di Stasiun Garut, Garut, Jawa Barat, Kamis (24/3/2022). PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan reaktivasi jalur lintas Kereta Api Cibatu-Garut setelah sekitar 40 tahun tidak beroperasi guna meningkatkan konektivitas antar daerah dengan moda transportasi kereta api.
Foto: ANTARA/Novrian Arbi
Pelajar mengibarkan bendera Merah Putih saat kereta api Inspeksi melintasi jalur rel di Stasiun Garut, Garut, Jawa Barat, Kamis (24/3/2022). PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan reaktivasi jalur lintas Kereta Api Cibatu-Garut setelah sekitar 40 tahun tidak beroperasi guna meningkatkan konektivitas antar daerah dengan moda transportasi kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Stasiun Garut mulai resmi melayani penumpang kereta api pada Jumat (25/3/2022). Setelah sekitar 40 tahun berhenti beroperasi, masyarakat kembali dapat melakukan perjalanan kereta api melalui stasiun itu usai jalur Cibatu-Garut direaktivasi.

Manajer Hubungan Masyarakat (Humas) PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung, Kuswardoyo, mengatakan, penumpang yang berangkat dari Stasiun Garut cukup banyak pada hari pertama beroperasi usai diresmikan. Berdasarkan data yang dimilikinya, untuk perjalanan Kareta Api (KA) Cikuray yang berangkat dari Stasiun Garut ke Stasiun Pasar Senen pada Jumat pukul 07.05 WIB, terisi dengan jumlah penumpang sebanyak 112 orang. Artinya, KA Cikuray terisi 20 persen dari total kapasitas 560 tempat duduk.

Baca Juga

"Jadi antusiasme masyarakat kita lihat cukup bagus. Baru di hari pertama sudah terisi hampir 20 persen," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (25/3/2022).

Ia menambahkan, untuk perjalanan KA Cikuray dari Stasiun Pasar Senen ke Stasiun Garut yang berangkat pada Jumat pukul 17.55 WIB, sudah terjual sekitar 190 tiket. Lebih banyak dibandingkan keberangkatan dari Stasiun Garut menuju Stasiun Pasar Senen.

Tak hanya hanya untuk perjalanan KA jarak jauh, perjalanan KA lokal juga dinilai cukup banyak penumpangnya. Apalagi, harga tiket KA Garut Cibatuan relasi Garut-Padalarang dan Garut-Purwakarta relatif murah. 

"Harga (tiket KA lokal) antara Rp 6.000 sampai dengan Rp 14 ribu. Sangat murah sekali untuk pengguna jasa kereta api," kata Kuswardoyo.

Ia meyakini, pengguna jasa moda transportasi kereta api di Stasiun Garut akan tinggi. Keberadaan kereta api di Kabupaten Garut dinilai tidak hanya akan dimanfaatkan oleh masyarakat yang hendak bekerja, melainkan juga untuk berwisata.

"Kami optimistis bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat. Karena kita sama-sama tahu jalur ke Garut kalau weekend cukup macet. Di wilayah Kadungora juga dibuat satu jalur ketika macet," kata dia.

Apalagi, Kuswardoyo menambahkan, Presiden Joko Widodo telah mempersilakan masyarakat untuk mudik pada Lebaran mendatang. Pernyataan Presiden itu diyakini akan membuat pengguna jasa kereta api meningkat, termasuk untuk perjalanan ke Stasiun Garut. Pasalnya, banyak warga Kabupaten Garut yang bekerja di Jakarta. 

"Insyaallah (peningkatan penumpang) akan bagus," ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menilai, kehadiran jalur kereta Cibatu-Garut disambut antusias oleh masyarakat Garut dan sekitarnya. Saking antusiasnya, beberapa warga Garut sampai ikut dalam uji coba jalur ini. 

"Salah satunya seorang bapak berusia 52 tahun yang mengaku terakhir melihat kereta yang melintas ini saat masih SD. Beliau mengaku sangat menanti dan merindukan kehadiran kereta api di Garut yang menyimpan banyak kenangan,” kata Menhub, Kamis (24/3/2022).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement