Jumat 25 Mar 2022 17:05 WIB

AS Jatuhkan Sanksi pada Perusahaan Rusia dan Korut

Perusahaan Rusia dan entitas Korea Utara diduga mentransfer barang sensitif rudal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service
Foto yang didistribusikan oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17, di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 24 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Kamis (24/3/2022) telah menjatuhkan sanksi pada dua perusahaan Rusia dan entitas Korea Utara. Mereka diduga mentransfer barang-barang sensitif untuk program rudal Korea Utara.

Departemen Luar Negeri menyebut entitas Rusia itu sebagai Ardis Group of Companies LLC (Ardis Group) dan PFK Profpodshipnik LLC. Sementara entitas Korea Utara yang menjadi sasaran sanksi diidentifikasi sebagai Biro Urusan Luar Negeri Akademi Ilmu Pengetahuan Alam Kedua.

Baca Juga

Selain itu, warga negara Rusia, Igor Aleksandrovich Michurin dan warga negara Korea Utara, Ri Sung-chol juga dikenai sanksi. Pengumuman sanksi bertepatan ketika Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) tipe baru.

"Langkah-langkah ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk menghalangi kemampuan Korea Utara memajukan program misilnya, dan menyoroti peran negatif yang dimainkan Rusia di panggung dunia sebagai pengembang program yang menjadi perhatian," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price.

Amerika Serikat juga memberi sanksi kepada perusahaan Cina, Zhengzhou Nanbei Instrument Equipment Co Ltd. Perusahaan itu diduga memasok peralatan yang dikendalikan oleh rezim nonproliferasi senjata kimia dan biologi, yang dikenal sebagai Grup Australia, ke Suriah.  Departemen Luar Negeri mengatakan sanksi terhadap perusahaan Cina itu, menggarisbawahi kekurangan Beijing dalam menerapkan kendali ekspor dan rekam jejak nonproliferasi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement