Jumat 25 Mar 2022 18:12 WIB

Karamah Terbesar Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Ternyata Sederhana

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menekankan pentingnya kebersihan hati dan jiwa

Ilustrasi istiqamah beribadah. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menekankan pentingnya kebersihan hati dan jiwa
Foto: Republika/Darmawan
Ilustrasi istiqamah beribadah. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani menekankan pentingnya kebersihan hati dan jiwa

Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Syekh Abdul Qadir Al-Jailani merupakan salah satu tokoh sufi Sunni yang banyak menjadi rujukan dunia tasawuf. 

Dalam lembaran sejarah Islam, setiap abad kita akan menemukan tokoh besar yang mendapatkan status mujaddid. Ini sesuai dengan hadis Rasul yang menyatakan bahwa setiap 100 tahun, Allah akan mengirimkan pembaru di kalangan umat Islam (Sunan Abu Dawud, jilid II: 424).

Baca Juga

Jika mujaddid Islam pada abad ke-11 M/5 H adalah Imam al-Ghazali dan mendapat julukan hujjatul Islam karena keberhasilannya menggabungkan syariat dan tarekat secara teoritis, mutiara sejarah abad ke-12 M/6 H diduduki seorang ulama yang berhasil memadukan antara syariat dan sufisme secara praktis-aplikatif. Karena itu, dia mendapat julukan quthubul auliya' serta ghautsul a'dzam, orang suci terbesar dalam Islam. Dia adalah Syekh Abdul Qadir al-Jailani.

Semasa hidupnya, Syekh Abdul Qadir al-Jailani dikenal mempunyai banyak karamah. Syekh Mikhlaf al-‘Aliy menceritakan, suatu ketika Syekh Abdul Qadir al-Jailani berkata di depan murid-muridnya, “Hari Jumat besok aku akan menampakkan pada kalian karamah terbesarku.” 

Tentu saja berita ini segera menyebar pada seluruh muridnya dan masyarakat luas. Mereka sangat penasaran menyaksikan langsung apa karamah terbesar yang dimiliki Syekh Abdul Qadir yang memang dikenal sebagai seorang wali dan dikaruniai banyak sekali karamah. 

Hari Jumat pun tiba. Masyarakat berbondong-bondong datang ke masjid. Tentu saja niat mereka kali ini bukan lagi sekadar menunaikan kewajiban Jumat, melainkan juga ingin menyaksikan apa karamah terbesar Syekh Abdul Qadir. 

Setelah menyelesaikan rangkaian ibadah Jumat, Syekh Abdul Qadir naik mimbar. Dia bertanya pada semua hadirin, “Apakah kalian sudah melihat karamahku?” Mereka menjawab, “Kami tidak melihat apapun.” 

Beliau berkata, “Sekarang aku ingin bertanya pada kalian, dan tolong jawab dengan jujur. Apakah kalian pernah melihatku meninggalkan sholat fardhu?” Mereka menjawab, “Tidak pernah.” 

“Pernahkah kalian melihatku meninggalkan puasa Ramadhan?” “Tidak. “Pernahkah melihatku berbohong? Pernahkah kalian melihatku mengambil hak orang lain? Pernahkah kalian melihatku bergunjing?” “Tidak.”

“Apakah sholat yang aku kerjakan berbeda dengan sholat yang Rasulullah kerjakan?” “Tidak”. 

“Apakah khutbahku berbeda dengan khutbah Rasulullah?” “Tidak.” “Itulah sesungguhnya karamah terbesarku yaitu istiqamah.” 

الاستقامة أكبر كرامة "Istiqamah adalah karamah terbesar."

Jangan sibukkan diri untuk mendapatkan berbagai karamah lahiriah, Sibukkanlah diri dengan meraih karamah batin yaitu istiqamah. 

مَنِ انْشَغَلَ بِالْكَرَامَةِ حُجِبَ عَنْ رَبِّ الْكَرَامَةِ “Siapa yang sibuk dengan karamah, terhijab dari Rabb yang memberikan karamah.”

احْذَرُوا الشَّهْوَة الْخَفِيَّةَ فىِ الْعِبَادَةِ “Waspadai syahwat terselubung dalam beribadah.”

والله تعالى أعلم وأحكم

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement