REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach mendesak warga yang berusia di atas 60 tahun dengan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi atau jantung lemah untuk mendapatkan suntikan vaksin booster Covid-19 untuk kedua kali. Rekomendasi ini untuk mengurangi risiko kelompok tersebut sakit parah.
Lauterbach mengatakan telah meminta otoritas vaksin STIKO untuk menyesuaikan rekomendasinya saat ini untuk booster kedua. Dia meminta untuk memasukkan kelompok orang yang lebih luas lagi.
STIKO saat ini hanya merekomendasikan booster kedua untuk orang berusia 70 tahun ke atas dan orang-orang yang termasuk dalam kelompok risiko tinggi. Hanya 10 persen dari mereka yang telah menerimanya sejauh ini.
Seperti di negara-negara Eropa lainnya, tingkat infeksi di Jerman telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir. Institut Robert Koch (RKI) untuk penyakit menular melaporkan 296.498 kasus baru dan 288 kematian baru terkait dengan Covid-19 pada Jumat, setelah menghitung lebih dari 300.000 kasus baru untuk pertama kalinya pada Kamis (24/3/2022).
Laporan tujuh hari mencapai 1.756 kasus per 100.000 penduduk. RKI menyatakan, varian Omikron BA.2 telah menjadi varian virus korona dominan yang menyumbang 72 persen kasus.
Untuk bersiap menghadapi gelombang baru yang mungkin terjadi di musim gugur, Jerman berencana membeli vaksin yang akan mencakup seluruh spektrum varian Covid-19 yang diketahui sejauh ini. Lauterbach berhubungan dengan perusahaan yang terlibat. "Kami akan memiliki vaksin ini segera setelah mereka datang ke pasar," katanya.
Sekitar 76 persen dari populasi Jerman sudah menerima vaksin dua dosis dan 58 persen telah mendapat suntikan booster. Parlemen Jerman telah memperdebatkan mandat vaksin, tetapi itu bisa memakan waktu berminggu-minggu sebelum debat dalam memutuskan hasil akhir.