REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya mendesak Taliban untuk membukan kembali sekolah perempuan di Afghanistan. Sebab, setiap warga Afghanistan mempunyai hak yang sama.
Pernyataan bersama dari menteri luar negeri Inggris, Kanada, Prancis, Italia, Norwegia, dan Amerika Serikat, ditambah perwakilan tinggi Uni Eropa mengatakan keputusan Taliban akan membahayakan prospek legitimasi kelompok itu dan ambisi Afghanistan menjadi anggota yang dihormati dalam masyarakat bangsa-bangsa.
"Tindakan Taliban bertentangan dengan jaminan publik kepada rakyat Afghanistan dan masyarakat internasional," kata negara-negara Barat dalam pernyataan mereka dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (25/3).
Kemudian, mereka meminta Taliban, yang merebut kekuasaan Agustus lalu ketika pasukan Amerika Serikat menarik diri dari negara itu untuk segera membatalkan keputusan ini yang akan memiliki konsekuensi jauh melampaui kerugiannya bagi gadis-gadis Afghanistan.
"Jika tidak dibalik, itu akan sangat merusak prospek Afghanistan untuk kohesi sosial dan pertumbuhan ekonomi," kata mereka.
Penandatangan pernyataan itu terutama termasuk Norwegia, yang menjadi tuan rumah pembicaraan penting antara Taliban dan beberapa diplomat Barat pada Januari 2022.
Pemerintah Norwegia bersikeras mereka menempatkan tuntutan nyata pada Taliban dan pembicaraan di Oslo sama sekali bukan legitimasi gerakan.
Sementara itu, Kepala Dewan Pengungsi Norwegia mengatakan pada saat itu pencabutan sanksi terhadap Taliban merupakan langkah penting dalam upaya menyelamatkan nyawa di Afghanistan.
Negara-negara Barat memperingatkan bahwa langkah itu akan memiliki dampak yang tidak terelakkan pada prospek Taliban untuk mendapatkan dukungan politik dan legitimasi baik di dalam maupun di luar negeri.
"Setiap warga negara Afghanistan, laki-laki atau perempuan memiliki hak yang sama atas pendidikan di semua tingkatan di semua provinsi di negara ini," kata dia.
Sumber : channelnewsasia