REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina mulai melelang koleksi Non Fungible Token (NFT) untuk perluasan dorongan penggalangan dana untuk perang. Menurut Kiev dana dari kripto telah terkumpul lebih dari 65 juta dolar AS untuk upaya perangnya.
Koleksi 'Meta History: Museum of War' adalah serangkaian gambar digital termasuk siluet pesawat tempur, tangkapan layar laporan berita, dan gambar ledakan bergaya kartun. Masing-masing menandai hari yang berbeda dalam konflik.
Kementerian Transformasi Digital Ukraina mulai meminta sumbangan dalam token digital seperti mata uang bitcoin dan ether tiga hari setelah Rusia meluncurkan invasinya. "Seri NFT baru dimaksudkan untuk menyebarkan informasi yang benar di antara komunitas digital di dunia dan untuk mengumpulkan sumbangan untuk dukungan Ukraina," kata pesan Kementerian Transformasi Digital di situs webnya, Jumat.
NFT adalah jenis aset kripto yang meledak popularitasnya tahun lalu. Mereka menggunakan teknologi di balik bitcoin untuk merekam siapa yang memiliki file digital dari gambar ke video atau teks.
Wakil menteri transformasi digital Ukraina, Alex Bornyakov mengatakan, Ukraina sejauh ini telah membeli pasokan untuk militernya dengan sumbangan kripto termasuk rompi antipeluru, helm, makan siang dan obat-obatan. NFT biasanya dibeli dengan cryptocurrency atau mata uang digital seperti ether. NFT Ukraina awalnya akan berharga 0,15 eter, atau lebih dari 475 dolar AS. Dana tersebut akan langsung masuk ke dompet kripto digital Kiev.
Peningkatan eksplosif dalam penjualan NFT membuat banyak pengamat bingung mengapa begitu banyak uang dihabiskan untuk barang-barang yang tidak ada secara fisik. Namun, NFT telah menjadi alat penggalangan dana yang populer dalam beberapa bulan terakhir. Sekelompok orang mengumpulkan dana kripto mereka untuk membeli NFT guna meningkatkan kesadaran akan penyebab tertentu.