REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, menanggapi soal aturan pemerintah yang memperbolehkan kegiatan mudik tahun 2022. Menurut Windhu kekebalan komunitas yang ada saat ini jadi modal baik penyelenggaraan mudik tahun ini.
"Strategi kita saat ini tentu berbeda dengan strategi satu tahun yang lalu atau sebelumnya, kenapa? Pertama. Tahun lalu kita belum punya modal, modal yang dimaksud adalah modal kekebalan di komunitas," kata Windhu dalam diskusi daring, Sabtu (26/3/2022).
Windhu mengatakan pada lebaran tahun lalu, vaksinasi dosis kedua masih di bawah 10 tahun. Sedangkan saat ini vaksin dosis kedua telah mencapai 75 persen, dan vaksinasi booster telah mencapai sekitar 8 persen lebih.
"Tetapi selain itu, kemarin kita pada pertengahan tahun 2021 kita mengalami gelombang kasus yang luar biasa yang dia sangat menular dan sangat patogen. Tidak terdata sepenuhnya karena saking besarnya," ujarnya.
Kemenkes bersama dengan Kemendagri juga melakukan seroprevalence survey. Dari hasil tersebut Windhu mengestimasi banyak orang yang sudah mempunyai kekebalan di luar vaksinasi.
"Hasilnya 86,6 persen penduduk kita sudah mempunyai kekebalan dan itu kombinasi antara kekebalan karena vaksinasi, pada waktu desember itu vaksinasi masih sekitar 40 persen dua dosis lah kok bisa 86,6 persen ya karena ada yang karena terinfeksi alamiah," jelasnya.
Menurutnya saat ini sudah bukan waktunya melakukan pembatasan aktivitas. Pemerintah perlu menggenjot vaksinasi dosis kedua dan vaksin booster.
"Jadi yang penting sekarang adalah modal itu harus di 100 persen kan, makanya yang penting adalah boleh beraktifitas di area publik, boleh melakukan perjalanan selama bahwa yang melakukan perjalanan itu adalah orang-orang yang aman yang hijau. Tidak hitam, tidak sedang positif dan jadi kontak erat dan sudah divaksinasi lengkap, plus booster itu yang penting," jelasnya.