Oleh : Ustadz Yendri Junaidi Lc MA, dosen STIT Diniyyah Puteri Padang Panjang, alumni Al-Azhar Mesir
Apakah pengakuan Ibnu Hazm terhadap kesalahannya membuat kehormatan dirinya berkurang? Sama sekali tidak. Meskipun sesungguhnya lawan debatnya itu bukan siapa-siapa.
Kalaupun Ibnu Hazm tidak datang menemuinya dan mengakui kesalahannya, mungkin tidak akan ada juga orang yang akan mengetahui hal ini.
Tapi kedewasaan diri, kematangan pribadi dan kebesaran jiwa membuat Ibnu Hazm enggan untuk tidak mengakui kesalahannya, meskipun pada seseorang yang sesungguhnya bukanlah ‘tandingannya’.
Bandingkan ini dengan kisah lain yang terdapat dalam kitab al-Ihkam fi Ushul Ahkam karya Ibnu Hazm juga.