Ahad 27 Mar 2022 04:03 WIB

Mantan Bintang Chelsea Hidup Dalam Ketidakpastian di Rusia

Liga Primer menolak kepindahan Victor Moses dari Rubin Moscow ke Burnley

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Striker timnas Nigeriadan pemain Spartak Moskow Victor Moses. Victor Moses, berada dalam ketidakpastian setelah Liga Primer Inggris menahan kepindahannya dari Rusia ke Burnley.
Foto: EPA/CJ Gunther
Striker timnas Nigeriadan pemain Spartak Moskow Victor Moses. Victor Moses, berada dalam ketidakpastian setelah Liga Primer Inggris menahan kepindahannya dari Rusia ke Burnley.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan bintang Chelsea, Victor Moses, berada dalam ketidakpastian setelah Liga Primer Inggris menahan kepindahannya dari Rusia ke Burnley.

Pemain internasional Nigeria ini masih bermain untuk Spartak Moscow, dan telah diisolasi di ibu kota Rusia jauh dari teman dan keluarganya sejak invasi di Ukraina. Moses secara teknis habis kontrak hingga 30 Juni tahun ini di bawah dispensasi khusus yang diberikan oleh FIFA dan UEFA.

Burnley memberi pemain berusia 31 tahun itu kesempatan untuk meninggalkan Rusia dan bersatu kembali dengan keluarganya di Inggris dengan kontrak di Turf Moor. Namun, Liga Primer Inggris telah menolak permintaan Burnley untuk mengizinkan mereka mengontrak Moses.

Baca juga : Pemerintah Inggris Sita Dua Jet Pribadi Milik Miliarder Rusia Eugene Shvidler

La Liga telah mengizinkan klub untuk merekrut pemain yang terpaksa pindah karena perang, sementara Filip Uremovic bergabung dengan Sheffield United setelah menangguhkan kontraknya dengan klub Rusia Rubin Kazan. Liga Primer Inggris menolak berkomentar tentang masalah ini.

Dapat dipahami bahwa permintaan Burnley ditolak karena masalah integritas olahraga, karena jendela transfer ditutup hingga akhir musim. Terlepas dari dispensasi khusus oleh FIFA dan UEFA, Bundesliga dan Serie A juga telah menolak permintaan serupa.

Baca juga : AS Masukkan Kaspersky Rusia dan China Telecom dalam Daftar Ancaman Keamanan Nasional

Keputusan tersebut telah menghadapi reaksi keras karena sifat sensitif dari masalah ini. Dan mantan kapten Finlandia Tim Sparv menegaskan bahwa masalah mengeluarkan pemain dari Rusia adalah sangat penting.

"Kita perlu melakukan segala yang kita bisa untuk membantu pemain keluar dari Rusia, sebuah negara yang dipimpin oleh seorang diktator. Kita perlu memberi mereka kesempatan untuk pergi dan bermain di suatu tempat di mana mereka merasa aman. Ini adalah masalah kemanusiaan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement