Ahad 27 Mar 2022 07:42 WIB

Minta Bantuan, Presiden Ukraina Buat Kejutan dengan Berpidato di Forum Doha

Zelensky menyerukan negara kaya energi dan lainnya untuk meningkatkan produksi

Rep: Alkhaledi kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara melalui panggilan video ke Forum Doha di Doha, Qatar, Sabtu, 26 Maret 2022. Presiden Ukraina membuat penampilan video kejutan Sabtu di Forum Doha Qatar, menyerukan negara kaya energi dan lainnya untuk meningkatkan produksi mereka untuk mengatasi hilangnya pasokan energi Rusia.
Foto: AP/Lujain Jo
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara melalui panggilan video ke Forum Doha di Doha, Qatar, Sabtu, 26 Maret 2022. Presiden Ukraina membuat penampilan video kejutan Sabtu di Forum Doha Qatar, menyerukan negara kaya energi dan lainnya untuk meningkatkan produksi mereka untuk mengatasi hilangnya pasokan energi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membuat video kejutan di Forum Doha Qatar yang berlangsung, Sabtu (26/3/2022). Ia menyerukan negara kaya energi dan lainnya untuk meningkatkan produksi mereka demi mengatasi hilangnya pasokan energi dari Rusia.

Volodymyr Zelensky juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kekuatan dunia untuk datang membantunya, seperti yang telah ia lakukan dalam serangkaian pidato lain yang diberikan di seluruh dunia sejak dimulainya perang pada 24 Februari.  Dia membandingkan kehancuran Rusia atas kota pelabuhan Mariupol dengan kehancuran Suriah dan Rusia yang terjadi di kota Aleppo dalam perang Suriah.

"Mereka menghancurkan pelabuhan kami. Tidak adanya ekspor dari Ukraina akan memberikan pukulan bagi negara-negara di seluruh dunia," kata Zelensky dilansir dari The New Arab, Sabtu (26/3/2022).

Hilangnya gandum Ukraina telah mengkhawatirkan negara-negara Timur Tengah seperti Mesir, yang mengandalkan ekspor tersebut. Zelensky meminta negara-negara dalam forum itu untuk meningkatkan ekspor energi mereka sesuatu yang sangat penting karena Qatar adalah pemimpin dunia dalam ekspor gas alam. Sanksi Barat telah sangat memotong ekspor Rusia, yang sangat penting bagi negara-negara Eropa.

Hadir juga Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan, diplomat untuk pengekspor minyak terbesar dunia.  Arab Saudi sejauh ini mengatakan akan tetap dengan jadwal produksi OPEC+ yang dibuat kartel dengan Rusia dan produsen lainnya.

Kerajaan itu juga mengatakan tidak akan bertanggung jawab atas harga yang lebih tinggi karena berurusan dengan serangan dari pemberontak Houthi Yaman di tengah perang selama bertahun-tahun di negara termiskin di dunia Arab.

Zelensky mengkritik Rusia atas apa yang dia gambarkan sebagai ancaman dunia dengan senjata nuklirnya, meningkatkan kemungkinan senjata nuklir taktis digunakan di medan perang. “Rusia sedang berunding untuk membual bahwa mereka dapat menghancurkan dengan senjata nuklir, tidak hanya negara tertentu tetapi seluruh planet ini,” kata Zelensky.

Dia juga mencatat bahwa umat Islam di Ukraina harus berperang selama bulan puasa Ramadhan mendatang. "Kami harus memastikan bulan suci Ramadhan ini tidak dibayangi oleh kesengsaraan orang-orang di Ukraina," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement