Ahad 27 Mar 2022 11:39 WIB

Naftali Bennett: Israel Sedih Atas Serangan Houthi ke Saudi

Ungkapan kesedihan Israel cukup langka karena keduanya tak punya hubungan diplomatik

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett  menyampaikan kesedihan atas serangkaian serangan kelompok pemberontak Houthi Yaman ke Arab Saudi. Pesan demikian cukup langka mengingat kedua negara tak memiliki hubungan diplomatik resmi.
Foto: Abir Sultan/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyampaikan kesedihan atas serangkaian serangan kelompok pemberontak Houthi Yaman ke Arab Saudi. Pesan demikian cukup langka mengingat kedua negara tak memiliki hubungan diplomatik resmi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menyampaikan kesedihan atas serangkaian serangan kelompok pemberontak Houthi Yaman ke Arab Saudi. Pesan demikian cukup langka mengingat kedua negara tak memiliki hubungan diplomatik resmi.

“Negara Israel mengungkapkan kesedihannya kepada Kerjaan Arab Saudi setelah serangan mengerikan oleh Houthi yang didukung Iran,” kata Bennett lewat akun Twitter pribadinya, Sabtu (26/3/2022), dikutip laman Al Arabiya.

Mengingat Houthi didukung Iran, Bennett pun menegaskan kembali kekhawatirannya karena Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan menghapus Korps Garda Revolusi Iran dari daftar “kelompok teroris”. “Serangan ini (ke Saudi) adalah bukti lebih lanjut bahwa agresi regional Iran tidak mengenal batas dan memperkuat kekhawatiran penghapusan Korps Garda Revolusi Iran dari daftar teror,” ujar Bennett.

Awal bulan ini, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) mengindikasikakn bahwa hubungan antara negaranya dan Israel bisa hangat. Hal itu dapat terealisasi jika konflik Israel-Palestina diselsaikan. “Kami tidak melihat Israel sebagai musuh, kami melihat mereka sebagai sekutu potensial, dengan banyak kepentingan yang dapat kami kejar bersama,” ucapnya kepada The Atlantic yang transkripnya dirilis Saudi Press Agency.

Kendati demikian, dia menegaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diselesaikan sebelum hubungan Saudi-Israel bisa sampai ke tahap itu. “Bagi kami, kami berharap konflik antara Israel dan Palestina dapat diselesaikan,” kata Pangeran MBS.

Israel memang “membidik” normalisasi hubungan dengan Saudi. Pada 2020, Zionis sudah berhasil melakukan normalisasi dengan empat negara Muslim, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement