Senin 28 Mar 2022 02:20 WIB

Pupuk Indonesia: Stok Bahan Baku Indonesia Masih Terjaga

PI mengantisipasi kebutuhan bahan baku dengan melakukan pengadaan jangka panjang.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Petani menabur pupuk bersubsidi di area persawahan Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (22/1/2022).PT Pupuk Indonesia (Persero) atau PI memastikan ketersediaan bahan baku untuk produksi pupuk subsidi maupun nonsubsidi masih tercukupi.
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Petani menabur pupuk bersubsidi di area persawahan Indrapuri, Aceh Besar, Aceh, Sabtu (22/1/2022).PT Pupuk Indonesia (Persero) atau PI memastikan ketersediaan bahan baku untuk produksi pupuk subsidi maupun nonsubsidi masih tercukupi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) atau PI memastikan ketersediaan bahan baku untuk produksi pupuk subsidi maupun nonsubsidi masih tercukupi.

SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, bahan baku fosfat dan kalium untuk kebutuhan produksi NPK masih tersedia dan aman untuk memenuhi kebutuhan sampai setidaknya semester I 2022. "Kami sudah mengantisipasi kebutuhan bahan baku ini dengan melakukan pengadaan jangka panjang sehingga cukup untuk memproduksi kebutuhan produksi NPK," ujar Wijaya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (27/3/2022).

Baca Juga

Wijaya mengatakan, ketersediaan bahan baku adalah upaya perusahaan memenuhi kebutuhan pupuk nasional di tengah ketidakpastian global dampak dari pandemi covid-19 hingga perang Rusia dengan Ukraina. Ke depan, lanjut Wijaya, Pupuk Indonesia telah mengantisipasi dampak ketidakpastian global dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan baku dari negara lain di luar Rusia, seperti Maroko, Mesir dan Yordania untuk bahan baku fosfat, serta Kanada, Yordania, Jerman dan Laos untuk kalium. Kata Wijaya, Rusia sendiri terkenal sebagai pemasok utama bahan baku pupuk seperti kalium. 

"Bahan baku ini memang tidak tersedia dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri karena merupakan barang tambang. Pupuk Indonesia sudah mengantisipasi dengan menyiapkan stok pupuk jangka panjang," ucap Wijaya. 

Hingga tanggal 25 Maret 2022, ucap Wijaya, stok pupuk subsidi dan nonsubsidi dari lini I sampai IV berjumlah 1,71 juta ton. Untuk stok pupuk bersubsidi berjumlah 824.410 ton dengan rincian Urea 377.467 ton, NPK 204.416 ton, SP-36 46.905 ton, ZA 130.422 ton, dan Organik 65.200 ton. 

Sementara pupuk nonsubsidi, stoknya berjumlah 886.256 ton dengan rincian Urea 765.165 ton, NPK 68.312 ton, SP-36 29.378 ton, ZA 23.229 ton, dan Organik 172 ton. 

Tidak hanya itu, Wijaya mengungkapkan Pupuk Indonesia juga telah menerapkan kebijakan harga khusus untuk pupuk jenis urea non subsidi untuk pasar retail sampai di level distributor. Harga khusus ini berlaku di bawah harga pasar internasional yang saat ini berlaku. 

Selanjutnya, Wijaya sampaikan, Pupuk Indonesia juga sudah memiliki beberapa upaya dalam menjaga harga pupuk nonsubsidi, salah satu upaya yang akan dilakukan demi menjaga ketersediaan pupuk nonsubsidi melalui rencana penyiapan 1.000 kios komersil. "Ini kami wujudkan dengan memberikan harga pupuk nonsubsidi domestik lebih murah dari harga di pasar internasional. Sementara harga pupuk subsidi tetap mengikuti ketentuan HET yang diatur pemerintah," kata Wijaya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement