Senin 28 Mar 2022 12:43 WIB

Pendeta Gilbert Geram Acara MotoGP Pakai Pawang, Singgung Roh Kegelapan dan Setan

Jika masih pakai pawang, jangan kaget kalau bangsa ini akan terus ada darah.

Seorang pawang hujan beraksi saat hujan deras selama MotoGP di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB, Ahad, 20 Maret 2022.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Seorang pawang hujan beraksi saat hujan deras selama MotoGP di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB, Ahad, 20 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendeta Gilbert Lumoindong geram dengan pihak-pihak tertentu yang membenarkan aksi seorang pawang hujan di Sirkuit Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Ahad (20/3/2022). Menurut dia, tindakan pawang itu bukan sebuah bentuk kearifan lokal.

"Saya hormati penjilat-penjilat politik yang berkata 'oo ini benar, ini bagus, ini adalah kearifkan lokal'. Jujur pada dirimu sendiri pakai akal sehat. Tutup kalau begitu semua rumah sakit. Tutup semua rumah sakit kan kearifan lokal kita dulu pergi ke dukun. Tapi kan kita mau tinggalkan seperti itu," kata Gilbert dalam pernyataannya di video yang beredar luas di media sosial dikutip di Jakarta, Senin (28/3/2022).

Baca Juga

Masalah pawang terus menjadi perhatian dan perbincangan di kalangan masyarakat Indonesia. Hal itu setelah seorang pawang bernama Rara Istiati Wulandari mengeklaim, berhasil mengendalikan hujan hingga balapan MotoGP yang sempat tertunda, akhirnya bisa dilanjutkan. Aksi Rara meminta hujan berhenti mendapat sorotan lantaran tayangan langsung televisi menyiarkan sang pawang ke seluruh penjuru dunia.

Gilbert pun geram dengan adanya pawang hujan di ajang internasional tersebut. Dia menyebut, Indonesia adalah bangsa yang sudah maju. Karena itu, tugas para ustadz, kiai, dan pendeta untuk terus mengingatkan kepada setiap orang untuk bersikap rasional. Jika memang sakit, ia menyarankan, agar masyarakat berdoa atau pergi ke ahlinya. Atau bisa juga pergi kepada ahlinya sambil berdoa.

"Tapi bukan meminta tolong dengan mantra-mantra, tenungan-tenungan, roh-roh kegelapan seperti ini. Karena kita semua percaya that developer never work for free, setan itu gak pernah kerja gratis," ucap Gilbert.

Gilbert memohon kepada RI 1 agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Dia tidak ingin ada darah tertumpah di Indonesia gara-gara bangsa ini menggunakan pawang di hajatan internasional.

"Yang terhormat Bapak Presiden, Bapak ada di sana. Pak hentikan perbuatan-perbuatan seperti ini Pak. Kutuk akan terus kutuk iblis itu selalu meminta darah. Jangan kaget kalau bangsa ini akan terus ada darah, ada darah, ada darah tertumpah. Kenapa? karena ada kutuk di balik meminta tolong apalagi di satu bangsa ya kan ini acara internasional seperti ini berarti bangsa yang meminta tolong, ini bukan hanya satu orang yang minta tolong," ucap Gilbert.

Baca: Kurulus Osman 87, Gunduz Bey dan Aisha Hatun 'Tewas', Syekh Edebali Keracunan

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement