Senin 28 Mar 2022 14:40 WIB

Hasil Survei Hingga Big Data Medsos Kompak Tolak Wacana Tunda Pemilu 2024

Dalam survei terbaru IPO, mayoritas publik menolak wacana penundaan Pemilu 2024.

Red: Andri Saubani
Peserta mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan untuk pemilu tahun 2024 di Halaman Kantor KPU, Jakarta, Selasa (22/3/2022). Simulasi ini jadi penegasan bahwa Pemilu 2024 tidak akan ditunda.
Foto: Prayogi/Republika.
Peserta mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan untuk pemilu tahun 2024 di Halaman Kantor KPU, Jakarta, Selasa (22/3/2022). Simulasi ini jadi penegasan bahwa Pemilu 2024 tidak akan ditunda.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro, Mimi Kartika, Nawir Arsyad Akbar

Indonesia Political Opinion (IPO) merilis hasil survei terbarunya. Hasilnya, mayoritas publik menyatakan menolak wacana penundaan Pemilihan  Umum (Pemilu) 2024 mendatang. 

Baca Juga

"46 persen tidak setuju (penundaan pemilu)," kata Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, Senin (28/3). 

Kemudian sebanyak 31 persen masyarakat menyatakan sangat tidak setuju terhadap wacana penundaan pemilu. Sehingga, jika ditotal masyarakat yang tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap penundaan pemilu 2024 sebesar 77 persen.  

Dedi menjelaskan, masyarakat yang menyatakan setuju atas wacana penundaan pemilu hanya 19 persen. Sedangkan, yang sangat setuju angkanya sebesar 4 persen. Total responden yang setuju atas wacana tersebut sebesar 23 persen.

Survei terbaru IPO juga soal respons masyarakat terkait wacana perpanjangan masa jabatan Presiden. Sebanyak 23 persen publik sangat tidak setuju terhadap wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Sementara, 40 persen menyatakan tidak setuju terhdap wacana tersebut.

Dedi mamparkan, hanya 8 persen publik yang sangat setuju terhadap wacana tersebut. Sedangkan, 29 persen menyatakan setuju dengan wacana perpanjangan masa jabatan.

Survei IPO dilakukan pada 11-17 Maret 2022. Sebanyak 1.220 reponden dilibatkan dalam survei tersebut yang diambil secara acak. 

Wawancara penelitian ini dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden. Dengan merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019 sampai dengan 2021. 

Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat. 

Hasil survei IPO selaras dengan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA sebelumnya. Berdasarkan survei LSI Denny JA, mayoritas pendukung calon presiden (capres) 2024 menentang penundaan pemilu. 

"Tetapi kalau kita jumlah dan sebagainya hampir 60 persen di pemilih capres di bakal calon presiden 2024 menyatakan memang tidak setuju sangat tidak setuju dan ini tentu menjadi hal yang menarik karena ternyata semua pendukung-pendukung capres di 2024 yang nanti berlangsung memang menyatakan ketidaksetujuannya," kata peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, Kamis (10/3).

Ardian memaparkan sebanyak 77,2 persen pendukung Prabowo Subianto menyatakan tidak setuju dengan penundaan pemilu. Hanya 18,8 persen pendukung Prabowo yang setuju pemilu ditunda. 

Kemudian sebanyak 76,7 persen pendukung Anies Baswedan menolak pemilu 2024 ditunda. Sedangkan 16,6 persen pendukung Anies menyatakan setuju pemilu ditunda. 

 

Lalu sebanyak 69,3 persen pendukung Ganjar Pranowo menyatakan setuju pemilu 2024 ditunda. Sementara itu hanya 27,3 persen pendukung Ganjar yang mendukung pemilu 2024 ditunda. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement