Senin 28 Mar 2022 16:39 WIB

Megawati Ungkap Di-Lockdown oleh Puan Selama 2 Tahun

‘Kalau sama dia (Puan), saya takut. Kalau sama yang lain, tidak takut,’ kata Megawati

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri dalam acara Demo Memasak Tanpa Minyak Goreng, Senin (28/3).
Foto: Tangkapan Layar
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri dalam acara Demo Memasak Tanpa Minyak Goreng, Senin (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Sukarnoputri mengaku hanya bisa mengikuti acara secara daring selama pandemi Covid-19. Ia mengaku selalu berada di rumah dalam dua tahun tiga bulan.

"Saya bilang dilockdown sama Mbak Puan Ketua DPR, beneran loh, serius loh. Ya sekarang berarti dua tahun tiga bulan, saya hanya bisa webinar aja loh," ujar Puan dalam acara Demo Memasak Tanpa Minyak Goreng, Senin (28/3).

Baca Juga

Namun, ia menjelaskan bahwa sikap Puan tersebut merupakan bentuk sayangnya terhadap ibunya. Puan juga kerap mengingatkan Megawati untuk tak terlalu bersemangat ketika berpidato, mengingat umurnya yang sudah tua.

"Kalau sama dia (Puan), saya takut. Kalau sama yang lain, saya tidak takut," ujar Megawati.

Dalam acara tersebut, Megawati menanggapi pernyataan publik yang menilai dirinya melarang melarang masyarakat untuk menggunakan minyak goreng. Namun, ia menegaskan bahwa pendapat tersebut salah.

Ia mencontohkan salah satu pernyataannya soal ibu-ibu yang mengantri untuk mendapatkan minyak goreng. Dalam pernyataan tersebut ia menjelaskan pertanyaan di benaknya, apakah ketika mengantre mereka sudah memasakkan makanan untuk anaknya.

"Saya bertanya, nanti kan pas anak-anaknya pulang sekolah apakah ibunya ini sudah masak? itu sebenarnya pertanyaan besar saya sebenarnya. Oleh sebab itulah saya mengintrodusir, nanti ada lagi yang bilang ohh Bu Mega bilang ndak boleh memasak dengan minyak goreng, no," ujar Megawati.

Pasalnya, ia mengaku prihatin dengan kecukupan gizi anak-anak Indonesia saat ini. Pasalnya, ia sendiri pernah merasakan momen lapar yang akan mengganggu seluruh aktivitasnya ketika masih anak-anak.

"Karena saya dapat merasakan, kalau saya lapar saja untuk mengerjakan PR sekolah itu rasanya susah sekali. Pertanyaannya adalah yang kedua, lalu kalau harus kenyang apakah hanya asupannya yang membuat kita kenyang? Nah ini adalah sebetulnya kewajiban kita," ujar presiden ke-5 Republik Indonesia itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement