Selasa 29 Mar 2022 02:25 WIB

Palestina Ingin Al Quds Terbuka untuk Semua Umat Manusia

Palestina ingin Al Quds terbuka untuk semua manusia sehingga siapa pun bisa beribadah

Rep: Fuji E Permana/ Red: Esthi Maharani
Seorang memegang bendera Palestina
Foto: AP/Vahid Salemi
Seorang memegang bendera Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam urusan agama dan Islam, Mahmoud Al-Habbash menyampaikan bahwa Palestina ingin Al Quds terbuka untuk semua umat manusia, sehingga siapapun bisa beribadah dan berziarah di Al Quds. Hal itu disampaikannya saat bertemu Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Ketum PBNU), KH Yahya Cholil Staquf secara daring pada Ahad (27/3/2022) sore.

Mahmoud Al-Habbash mengatakan, sejak lebih dari 50 tahun yang lalu, Israel telah menduduki Palestina. Israel menghalangi warga Palestina serta umat Islam secara keseluruhan yang ingin beribadah secara bebas di Masjid Al Aqsa.

"Ini merupakan pelanggaran hukum internasional yang menyebutkan kebebasan beribadah dan kebebasan beragama untuk semua manusia," kata Mahmoud Al-Habbash dalam pertemuannya dengan Ketum PBNU Gus Yahya secara daring, Ahad (27/3/2022) sore.

Mahmoud Al-Habbash menegaskan, Palestina ingin Al Quds terbuka untuk semua umat manusia. Palestina ingin semua manusia bisa datang untuk berziarah dan beribadah di Al Quds, ingin semua Muslim bisa datang untuk sholat di Masjid Al Aqsa, umat Kristiani dapat beribadah di gereja-gereja yang ada di Palestina, dan kaum Yahudi dapat beribadah di Palestina.

"Kami tidak ingin menghapus kebebasan beribadah bagi siapapun, yang kami inginkan adalah kedaulatan bagi Palestina, dan menjamin kebebasan beribadah dan beragama untuk seluruh umat beragama di Palestina, dan ingin Al Quds dapat menjadi bagian dari negara Palestina," ujarnya.

Mahmoud Al-Habbash menyampaikan, Al Quds sekarang diserang terus-terusan oleh Israel. Israel melakukan upaya untuk mengeluarkan warga Palestina yang berada di Yerusalem, seperi yang terjadi di wilayah Sheikh Jarrah. Di sana Israel mengusir warga Palestina yang ada di Sheikh Jarrah. Di waktu yang sama Israel mengizinkan warga Israel masuk ke wilayah Al Quds.

"Mereka (Israel) memberlakukan pembagian waktu dari jam 7 pagi sampai Dzuhur, pada jam itu Israel mengizinkan warga Israel masuk ke Masjid Al Aqsa dan melarang warga Palestina masuk Masjid Al Aqsa," ujarnya.

Mahmoud Al-Habbash mengatakan, kebijakan Israel itu dapat membuat terjadinya penyebaran kebencian di warga Palestina dan Israel. Maka bangsa Palestina ingin kebebasan Al Quds secara utuh.

Ia menambahkan, sekarang akan memasuki Ramadhan, menyampaikan Marhaban Ya Ramadhan. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi semua umat Islam. Di saat Ramadhan umat Islam akan banyak beribadah dan ziarah ke tempat-tempat suci, baik itu di Makkah, Madinah maupun Al Quds.

"Melalui KH Yahya Cholil Staquf dan PBNU, kami mengharapkan menyebarkan risalah kepada umat Islam secara keseluruhan untuk mengunjungi Al Quds secara khusus sehingga dapat memperkuat warga Palestina yang ada di sana, karena ini merupakan hak kami untuk beribadah secara bebas dan hak semua umat Islam untuk beribadah secara bebas," jelasnya.

Mahmoud Al-Habbash menyampaikan, atas nama rakyat dan pemerintah Palestina, mengundang secara khusus KH Yahya Cholil Staquf dan NU untuk dapat mengunjungi Al Quds melalui pintu resmi yaitu pintu Palestina. Untuk dapat melihat situasi yang terjadi secara langsung di Palestina dan menemui ulama-ulama Palestina secara langsung sambil berdiskusi dengan ulama-ulama yang ada di Palestina.

"Sehingga dapat mengirim risalah perdamaian ke seluruh dunia yaitu kedamaian berasaskan keadilan dan kebebasan, serta hak untuk beribadah kepada semua umat manusia," kata Mahmoud Al-Habbash.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement