REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepuasan terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurun secara signifikan. Hal tersebut diketahui berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO).
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah mengatakan, hanya 6 persen responden yang sangat puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sementara yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi sebesar 43 persen.
Artinya saat ini, persepsi kepuasan publik hanya di angka 49 persen. “Terjadi penurunan dari periode Februari mencapai 69 persen," kata Dedi kepada Republika, Senin (28/3).
Dedi mengatakan, faktor menurunnya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi tersebut paling mungkin disebabkan tidak terkontrolnya kebutuhan dasar publik, termasuk minyak goreng. Sebab, ia mengatakan situasi itu paling dirasakan dalam periode survei kali ini.
"Mungkin ada imbas soal wacana pembatalan Pemilu dan masa perpanjangan masa jabatan Presiden, tetapi itu tidak signifikan berpengaruh," ujarnya.
Selain itu, survei IPO juga melakukan survei terhadap beberapa bidang. Di bidang sosial, sebanyak 53 persen responden menyatakan puas, 38 persen responden menyatakan tidak puas, dan 9 persen ragu-ragu.
Di bidang ekonomi, Dedi mengatakan sebanyak 46 persen responden menyatakan puas, 42 persen menyatakan tidak puas, dan 12 persen menyatakan ragu-ragu. Di bidang politik/hukum, sebanyak 56 persen menyatakan tidak puas, 39 persen yang menyatakan puas di bidang politik/hukum, dan 5 persen menyatakan ragu-ragu.
Survei IPO dilakukan pada 11-17 Maret 2022 dengan melibatkan sebanyak 1.220 responden. Tanya jawab dalam survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden.
Dengan merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei di tahun 2019 sampai dengan 2021. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sampel bertingkat.