REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Stok vaksin Astra Zeneca dan Pfizer untuk dosis booster di Kota Bogor telah habis. Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memohon agar pemerintah pusat bisa segera menurunkan jatah vaksin di Kota Bogor.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengatakan permintaan ini juga seiring dengan kebijakan nasional terkait mudik dengan booster.
“Kita tentu berkeinginan ada konsistensi dari pusat untuk menurunkan jumlah vaksin di Kota Bogor supaya tidak terputus. Kita masih punya PR untuk menyempurnakan vaksin,” kata Dedie kepada awak media, Senin (28/3).
Di samping itu, Dedie mengatakan, rendahnya capaian vaksin booster di Kota Bogor masih rendah lantaran stok vaksinnya yang masih terbatas.
“Harapannya kalau memang menjadi komitemn semua pihak, tolong kami diberikan kepastian dropping vaksin. Supaya sentra vaksin yang kita siapkan efektif dan efisien melaksanakan apa yang menjadi kebijakan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno menuturkan, vaskin jenis AstraZeneca dan Pfizer yang diperuntukkan dosis ketiga atau booster telah habis. Sedangkan, sisa vaksin primer dosis pertama dan kedua tinggal 4.000 vial.
“Per Jumat vaksin booster habis. Belum ada informasi untuk stok AZ dan Pfizer minggu ini,” kata Retno.
Dia menyebutkan, selama tiga bulan terakhir atau sejak pencanangan vaksin booster Januari 2022, Kota Bogor hanya mendapatkan dua jenis vaksin booster. Yakni AstraZaneca dan Pfizer dengan jumlah sekitar 144 ribu vial dan sudah disuntikkan.
“Kami tidak bisa menentukan jumlahnya, ketika vaksin datang 11 ribu, 32 ribu langsung kita suntikkan,” ujarnya.
Sedangkan, Retno mengatakan, saat ini ketersediaan vaskin primer untuk dosis pertama dan kedua tinggal sekitar 4 ribu vial. Berdasakan data Dinkes Kota Bogor, Jumat (25/3) vaksin booster Kota Bogor telah mencapai 144.266 orang atau 17,6 persen dari target sasaran total sebanyak 819.444 orang.
“Kami berharap vaskin booster bisa segera ditambah, mengingat booster menjadi salah satu syarat mudik Lebaran sesuai arah Pemerintah Pusat,” tutupnya.
Di Kabupaten Bekasi, Unit Pelaksana Teknis Daerah Farmasi Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mendata stok vaksin dosis penguat antibodi atau booster di daerah itu menipis. Bahkan, beberapa merek vaksin tidak tersedia untuk disalurkan ke fasilitas kesehatan.
"Yang tersisa di kami hanya 500 dosis vaksin booster AstraZeneca. Kalau untuk Pfizer dan Moderna sudah habis dari kemarin-kemarin," kata Kepala UPTD Farmasi Kabupaten Bekasi Bayu Biharussyfa di Bekasi, Senin.
Ia mengaku telah mengirimkan permintaan alokasi vaksin Covid-19 dosis penguat kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Bayu berharap, vaksin booster dapat segera didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi bagi masyarakat.
"Kita masih menunggu pengiriman dari provinsi, sampai hari ini jadwal pengiriman belum kami terima," katanya.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Jawa Barat Juanita Paticia Fatima mengatakan pemerintah provinsi sudah menerima surat permintaan alokasi vaksin yang dimaksud dari sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Bekasi. Pihaknya juga telah menindaklanjuti pengajuan penambahan alokasi vaksin dosis penguat yang disampaikan pemerintah daerah kabupaten/kota se-Jawa Barat melalui koordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI.
"Sudah kami ajukan ke Kemenkes (Kementerian Kesehatan), nanti kalau sudah disetujui saya sampaikan," katanya.