Senin 28 Mar 2022 19:31 WIB

Dua Prajurit TNI AL yang Gugur di Nduga Naik Pangkat Anumerta

Dua prajurit TNI AL itu gugur diserang kelompok separatis Papua.

Sejumlah prajurit TNI AL melakukan doa bersama di Mako Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Jakarta, Senin (28/3/2022). Doa bersama tersebut dilakukan untuk mendoakan dua prajurit Korps Marinir TNI AL yakni Lettu Marinir (Anumerta) Muhammad Ikbal dan Praka Marinir (Anumerta) Wilson Anderson Here yang gugur dalam serangan kelompok separatis teroris (KST) di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua pada Sabtu (26/3/2022).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Sejumlah prajurit TNI AL melakukan doa bersama di Mako Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) di Jakarta, Senin (28/3/2022). Doa bersama tersebut dilakukan untuk mendoakan dua prajurit Korps Marinir TNI AL yakni Lettu Marinir (Anumerta) Muhammad Ikbal dan Praka Marinir (Anumerta) Wilson Anderson Here yang gugur dalam serangan kelompok separatis teroris (KST) di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua pada Sabtu (26/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut (AL) yang gugur saat berjaga di Pos Quary Bawah, Distrik Kenyam, Nduga, Papua, menerima kenaikan pangkat anumerta satu tingkat. Kenaikan pangkat itu berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/274/III/2022 tanggal 27 Maret 2022.

"(dua prajurit TNI AL yang gugur) mendapat kenaikan pangkat luar biasa operasi militer selain perang anumerta," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Dengan demikian, pangkat dua prajurit yang gugur itu jadi Lettu Mar. Anumerta Muhammad Ikbal dan Praka Anumerta Wilson Anderson Here. Dua prajurit itu gugur saat bertugas di Satuan Tugas Muara dan Pesisir (Satgas Mupe) Yonif 3 Korps Marinir TNI AL yang beranggotakan total 35 orang.

Puluhan prajurit itu diserang oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya pada Sabtu (26/3). Kelompok KKB melontarkan granat dari dua arah, yaitu dari belakang pasar dan arah Sungai Alguru sekitar pukul 17.00 waktu setempat.

Pasukan Korps Marinir yang bertugas di Pos Quary Bawah pun membalas serangan itu dan mengejar pelaku penyerangan.Komandan Satuan Tugas kemudian memerintahkan dua tim Trisula yang dipimpin masing-masing oleh Kapten Mar. Ari Mahendra dan Letda Mar. Pujo Pratikno untuk membantu pasukan di Pos Quary Bawah.

Namun, dua prajurit Korps Marinir TNI AL tewas akibat penyerangan itu, sementara dua lainnya dalam keadaan kritis, dan enam prajurit lainnya luka ringan.P rajurit yang dalam keadaan kritis, yaitu Serda Rendi Febriansyah dan Serda Ebit Erisman.

Enam lainnya yang luka-luka, yaitu Serda Bayu Pratama, Pratu Rahmad Sulman, Prada La Harmin, dan Prada Alif Dwi Putra.Dua jenazah prajurit yang gugur itu pada hari Senin telah dipulangkan ke tanah kelahirannya masing-masing setelah dibawa ke RS Timika dan disemayamkan di Lanal Timika.

Jenazah Lettu Mar. Anumerta Muhammad Ikbar diserahkan ke keluarganya di Kendari, sementara Praka Anumerta Wilson Anderson Here dibawa ke Kupang. Pemakaman dua prajurit itu digelar melalui upacara militer.Sejauh ini, prajurit yang mengalami luka-luka masih dirawat di RS Timika.

Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono tidak lama setelah insiden itu memerintahkan jajarannya mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari berturut-turut sebagai wujud belasungkawa dan penghormatan kepada dua prajurit Korps Marinir yang gugur di Nduga. Pengibaran bendera setengah tiang itu berlangsung mulai Senin (28/3) sampai Rabu (30/3) di seluruh markas dan pos TNI Angkatan Laut.

Kasal juga memerintahkan jajarannya di TNI AL menggelar shalat gaib dan doa bersama untuk dua prajurit Korps Marinir TNI AL yang gugur saat bertugas.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement