Merapi Dua Kali Luncurkan Awan Panas
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Gunung Merapi terlihat jelas dari Kali Kuning, Sleman, Yogyakarta, Jumat (18/3/2022). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan berdasarkan data pemantauan terbaru (14 Maret 2022) tidak ada indikasi Gunung Merapi bakal mengalami letusan (erupsi) besar dalam waktu dekat. Apabila di masa mendatang Merapi mengalami erupsi, Kota Yogyakarta masih aman dari ancaman bahayanya. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Aktivitas vulkanik dari Gunung Merapi masih cukup tinggi. Pada 28 Maret 2022 periode pengamatan 12.00-18.00, Gunung Merapi mengeluarkan dua guguran awan panas dan tiga kali guguran lava pijar.
Secara meteorologi cuaca berawan, mendung dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 18-23 derajat celcius, kelembaban udara 63-99 persen dan tekanan udara 567-717 milimeter merkuri. Volume curah hujan 64 milimeter per hari.
Secara visual, Merapi tampak jelas dengan asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang sampai tebal dan tinggi 20-100 meter di atas puncak kawah. Periode hari ini teramati ada dua kali guguran awan panas.
"Dengan jarak luncur maksimal 2.500 meter mengarah ke barat daya. Teramati guguran lava tiga kali jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah barat daya," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM), Heru Suparwaka, Senin (28/3).
Secara kegempaan, guguran awan panas terjadi di Gunung Merapi dengan amplitudo 32-34 milimeter dengan durasi 175-192 detik. Selain itu, terjadi gempa guguran sebanyak 33 kali dengan amplitudo 3-14 milimeter dan durasi 11-202 detik.
Sampai saat ini, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi di level III atau siaga. Selain itu, potensi bahaya berupa guguran lava pijar dan awan panas.
Potensi di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer. Sungai Bedog, Krasak dan Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Di sektor tenggara Sungai Woro tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.
"Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ujar Heru.
Untuk itu, masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Kemudian, masyarakat diimbau agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Serta, mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Meski begitu, jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali oleh BPPTKG.