Senin 28 Mar 2022 20:24 WIB

Data Halal Indonesia akan Terintegrasi Blockchain

Indonesia gandeng Malaysia dan IsDB buat pusat data digital halal berbasis blockchain

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Peluncuran Kerja Sama Reverse Linkage Digital Halal Ecosystem Development yang diselenggarakan Kementerian PPN/Bappenas bersama Universitas Brawijaya, Islamic Development Bank (IsDB), dan Serunai Commerce Malaysia, Senin (28/3).
Foto: Bappenas
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Peluncuran Kerja Sama Reverse Linkage Digital Halal Ecosystem Development yang diselenggarakan Kementerian PPN/Bappenas bersama Universitas Brawijaya, Islamic Development Bank (IsDB), dan Serunai Commerce Malaysia, Senin (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia bekerja sama dengan Malaysia dan Islamic Development Bank (IsDB) untuk membuat pusat data digital ekosistem halal berbasis blockchain. Proyek ini termasuk dalam program Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular untuk mendukung pengembangan produk halal sesuai standar internasional.

Kementerian PPN/Bappenas bersama Islamic Development Bank (IsDB), Universitas Brawijaya, dan Serunai Malaysia menyelenggarakan seremoni proyeknya dalam peluncuran IsDB Reverse Linkage Project in Digital Halal Ecosystem Development. Menteri Bappenas, Suharso Monoarfa menyampaikan kerja sama ini memiliki tujuan utama menjadikan Indonesia sebagai pusat ekosistem halal digital dunia.

"Kolaborasi yang melibatkan semua pihak ini akan bermanfaat untuk semua, juga selaras dengan SDGs dan agenda 2030," katanya dalam seremoni yang digelar hybrid, Senin (28/3).

Menurutnya, kerja sama ini membawa investasi masuk ke Indonesia melalui sektor industri halal. Hal ini sangat diperlukan sebagai strategi untuk meningkatkan ekonomi halal berbasis produk bernilai tambah.

Selain itu, kerja sama tersebut diharap memperkuat hubungan Indonesia, Malaysia, dan IsDB. Deputi Bidang Polhukhankam Kementerian PPN/Bappenas, Slamet Soedarsono menyampaikan, IsDB bersama dengan Serunai Malaysia menggelontorkan investasi sebesar 2,06 juta dolar AS untuk mendanai program tersebut.

"Kerja sama yang akan berlangsung dalam dua tahun kedepan ini memiliki target kalau bisa membantu jutaan UMKM dalam mendapatkan sertifikasi halal," katanya.

Dalam pelaksanaannya, proyek tersebut akan menyediakan platform bagi UMKM mengajukan sertifikasi halal. Percepatan sertifikasi halal UMKM melalui platform ini akan dilakukan dengan waktu maksimal 21 hari sesuai arahan dalam Undang-Undang. 

Platform ini akan dilengkapi juga dengan data halal global yang terintegrasi dan disediakan oleh Serunai Malaysia. Group CEO Serunai Commerce Malaysia, Amnah Shaari mengatakan, Serunai telah berpengalaman secara global untuk menyediakan data halal dengan pemanfaatan teknologi.

Ia mengatakan, proyek ini nantinya akan mengintegrasikan data-data halal di Indonesia ke dalam platform blockchain, termasuk data ingredients dan produk halal. Tidak hanya blockchain, Serunai juga akan memanfaatkan teknologi digital lainnya.

photo
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam Peluncuran Kerja Sama Reverse Linkage Digital Halal Ecosystem Development yang diselenggarakan Kementerian PPN/Bappenas bersama Universitas Brawijaya, Islamic Development Bank (IsDB), dan Serunai Commerce Malaysia, Senin (28/3). - (Bappenas)

"Kita akan buat pool data halal nantinya untuk Indonesia, kita integrasikan, menggunakan blockchain sehingga halal traceability di Indonesia ini bisa diraih dan berintegritas," kata dia.

Serunai sendiri telah menjadi provider untuk data halal global. Selain di Indonesia, proyek juga dilaksanakan di Uganda, Maroko, Thailand, dan negara lainnya. Ia berharap, dengan kerja sama ini, maka data-data halal dapat tersentralisasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement