REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Militer Ukraina, pada Senin (28/3/2022) mengatakan, hampir 17 ribu tentara Rusia telah tewas sejak pertempuran antara kedua negara dimulai pada 24 Februari lalu. Ukraina pun mengklaim berhasil menghancurkan cukup banyak kendaraan tempur Rusia.
Dilaporkan Anadolu Agency, militer Ukraina mengungkapkan, mereka telah menghancurkan 123 pesawat, 127 helikopter, 586 tank, 1.694 kendaraan lapis baja, 1.150 kendaraan kendaraan, 66 UAV, 73 tanker bahan bakar, dan tujuh kapal milik Rusia. Setidaknya 302 sistem artileri, 95 sistem peluncur roket ganda, dan 54 sistem pertahanan udara Rusia juga telah dihancurkan.
Data yang dirilis Ukraina belum dapat diverifikasi secara independen. Sementara itu, PBB mengungkapkan, setidaknya 1.119 warga sipil Ukraina telah tewas sejak Rusia melancarkan serangan pada 24 Februari lalu. PBB memperingatkan, jumlah korban tewas sesungguhnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
Pertempuran juga telah memaksa 3,82 juta warga Ukraina mengungsi ke negara-negara tetangga. Eropa menghadapi krisis kemanusiaan terburuk sejak berakhirnya Perang Dunia II. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuding Rusia akan menghancurkan kebebasan di Eropa. Menurut dia, Moskow akan bergerak dan membidik negara-negara tetangganya.
“Jika Ukraina tidak bertahan dan melindungi diri kami sendiri, itu berarti bahwa semua tetangga Rusia dalam bahaya mulai sekarang,” kata Zelensky dalam sebuah pidato yang diedarkan melalui tautan video, Kamis (24/3/2022).
Dia berpendapat, saat ini Rusia memerangi Ukraina karena mereka ingin maju lebih jauh ke Eropa. “Mereka (Rusia) ingin menghancurkan kebebasan di Eropa. Ini adalah tantangan mendasar bagi sistem keamanan dan pertahanan di Eropa,” ujar Zelensky.
Ia menyerukan Eropa mengeluarkan paket sanksi mingguan yang keras terhadap Rusia.