Senin 28 Mar 2022 20:37 WIB

PM Palestina: Normalisasi Arab-Israel tanpa Setop Penjajahan adalah Ilusi

PM Palestina kritik pertemuan baru-baru ini antara negara-negara Arab dan Israel.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh tiba untuk menghadiri KTT COP26 di Scottish Event Campus (SEC) di Glasgow, Skotlandia. PM Palestina: Normalisasi Arab-Israel tanpa Setop Penjajahan adalah Ilusi
Foto: AP/Phil Noble/Pool Reuters
Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh tiba untuk menghadiri KTT COP26 di Scottish Event Campus (SEC) di Glasgow, Skotlandia. PM Palestina: Normalisasi Arab-Israel tanpa Setop Penjajahan adalah Ilusi

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Shtayyeh mengkritik pertemuan baru-baru ini antara negara-negara Arab dan Israel. Ia menekankan berbagai pertemuan itu jika tanpa mengakhiri penjajahan Israel adalah ilusi.

“Kami mengikuti dengan prihatin gerakan Israel di kawasan itu. Pertemuan normalisasi Arab tanpa mengakhiri pendudukan Israel atas Palestina hanyalah ilusi, fatamorgana, dan  hadiah gratis untuk Israel," kata Perdana Menteri pada awal pertemuan kabinet mingguan di Ramallah dilansir dari Wafa News, Senin (28/3/2022).

Baca Juga

Shtayyeh mengacu pada pertemuan para menteri luar negeri Mesir, Maroko, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA) dengan rekan-rekan mereka dari Israel dan AS yang diadakan hari ini dan kemarin di gurun Naqab di Selatan Israel.

“Israel mengabaikan penyebab rakyat kami, setengah dari mereka berada di bawah pendudukan dan setengah lainnya di kamp-kamp pengungsi, di pengasingan dan diaspora. Terlepas dari upaya Israel untuk mengabaikan hak-hak kami, memperluas pemukiman kolonialnya, mendirikan pos pemeriksaan, membunuh dan menangkap kami, dan menghancurkan setiap peluang perdamaian dengan kami, kami tidak pernah lebih bertekad untuk menghadapi mesin Israel ini yang menghancurkan orang-orang dan tanah suci kami,” ujarnya. 

“Mereka yang tidak ingin melihat kebenaran tahu bahwa kami akan tetap setia pada tanah kami, kesucian kami, bangsa Arab, sejarah kami, masa kini bangsa kami, kebebasan orang-orang heroik kami yang bertekad untuk menggagalkan semua skema yang bertujuan merusak hak kita untuk kemerdekaan, kedaulatan dan kebebasan," tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement