REPUBLIKA.CO.ID, KONAWE – Keluarga, kerabat, dan handai tolan menangis histeris saat jenazah almarhum Letnan Satu (Lettu) Marinir (Anumerta) Muhammad Iqbal tiba di rumah duka di Desa Anggotoa, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin (28/3/2022) malam. Jenazah tiba di rumah duka pada pukul 19.00 WITA.
Keluarga dan masyarakat langsung berteriak histeris sambil mengawal mobil jenazah hingga tepat berhenti di depan rumah duka. Tangisan keluarga dan kerabat pecah saat jenazah dikeluarkan dari dalam mobil jenazah.
Bahkan, akibat padatnya pelayat, aparat kesulitan mengatur di rumah duka. Masyarakat terlihat menangis histeris dan tak bisa menahan kesedihan ketika putra terbaik di daerah mereka tiba di rumah duka.
Ribuan keluarga dan masyarakat ikut menyambut kedatangan jenazah almarhum Lettu Marinir (Anumerta) Muhammad Iqbal di rumah duka di desa tersebut. Keluarga dan kerabat berjejer mulai di jalan poros desa tersebut hingga masuk ke lorong rumah duka almarhum sekitar 100 meter, untuk menyambut kedatangan jenazah korban.
"Mohon pengertian keluarga pelayat yang berada di jalan poros menuju lorong rumah duka, mohon sekali pengertiannya supaya berjalan lancar proses penerimaan jenazah," ujar salah satu keluarga menggunakan pengeras suara.
Sebelum jenazah tiba, warga Desa Anggotoa berjejer di sepanjang jalan desa itu menunggu kedatangan jenazah almarhum yang gugur akibat serangan kelompok bersenjata Papua, Sabtu (26/3/2022). Warga setempat berdiri di sepanjang jalan poros desa itu yang menuju rumah duka di Desa Anggotoa.
Mereka rela berdiri di sepanjang jalan poros demi menunggu kedatangan putra terbaik Desa Anggotoa, Kecamatan Wawotobi. Bukan hanya orang dewasa, bahkan anak kecil juga berada di sepanjang jalan.
Kepolisian juga terlihat mengatur warga yang berdiri sepanjang jalan agar tidak menutup arus lalu lintas. Alung Faisal (21), sepupu Iqbal yangditemui di rumah duka, mengatakan bahwa sosok almarhum saudaranya itu semasa hidup dikenal baik dalam silaturahim dengan keluarga.
"Almarhum rajin shalat, baik sekali sama keluarga, penampilannya biasa-biasa saja, tidak sombong," katanya.
Baca juga: Musni Umar Diperiksa Ditreskrimum Polda Terkait Laporan Profesor Gadungan
Ia mengaku, keluarga mereka sangat kehilangan atas gugurnya putra terbaik bagi keluarga dan daerah mereka. "Kami sangat kehilangan sekali, bahkan ibunya kemarin pas dengar kabar sepupuku meninggal langsung pingsan, bapaknya tahan air mata," ujar dia.
Almarhum Muhammad Iqbal merupakan satu dari prajurit marinir TNI AL yang gugur akibat serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Egianus Kogoya di Papua, Sabtu (26/3/2022) sore, menggunakan pelontar granat. Serangan KKB terjadi di Pos Satgas Mupe Yonif Marinir-33 di Kabupaten Nduga, Papua
Prajurit kebanggaan Sulawesi Tenggara ini lahir di Anggotoa, 26 November 1994. Terakhir almarhum menjabat Danton Ban Kipan A. Almarhum merupakan anak bungsu dari empat orang bersaudara pasangan ibu Hartini dan Bapak Maris.
Bendera setengah tiang
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memerintahkan seluruh Jajaran TNI AL mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari berturut-turut. Hal ini sebagai bentuk ungkapan bela sungkawa dan penghormatan atas meninggalnya dua prajurit Korps Marinir di Nduga tersebut mulai hari ini.
Yudo juga meminta seluruh jajarannya untuk mendoakan kedua prajurit yang gugur. "Melaksanakan sholat ghoib/berdoa bersama dipimpin paroh sesuai agama masing-masing," kata Yudo seperti dikutip dari siaran pers Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal), Senin (28/3/2022).
"Atas kejadian ini TNI Angkatan Laut dan masyarakat Papua berduka akibat gugurnya dua prajurit Marinir TNI AL terbaik yang selalu dekat dan membantu masyarakat sekitarnya," lanjutnya.
Baca juga: IDI Pecat Terawan, Menkes: Kelemahan Bangsa Kita adalah Mudah Diadu Domba
Saat ini, tim gabungan yang dipimpin Kepala Seksi Intel Korem 172/PWY Letnan Kolonel Kavaleri Kristyanto melakukan investigasi terkait kasus penyerangan kelompok bersenjata ke Pos Satgas Mupe hingga menewaskan dua personel serta delapan orang anggota Korps Marinir TNI AL terluka. Komandan Korem 172 PWY Brigadir Jenderal Izak Pangemanan di Jayapura mengatakan, tim sudah menuju Kenyam dan akan segera melakukan investigasi.
Adapun tujuan investigasi di antaranya untuk memastikan kronologi dan penyebab terjadinya penyerangan, walaupun sebelumnya memang sudah ada informasi kelompok bersenjata akan menyerang. "Tim investigasi yang dikirim ke Kenyam itu juga beranggotakan polisi militer dan akan berada di Kenyam selama beberapa hari," kata Pangemanan.