Senin 28 Mar 2022 22:30 WIB

Petani Sulsel Harap Harga Pembelian Bulog Dapat Bersaing

Pada masa panen, petani berharap besar agar harga produksinya tidak jatuh.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petani memasang jaring untuk menutupi tanaman padi yang bulirnya mulai berisi di areal pesawahan, Selasa (15/3/2022). Petani di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan berharap harga pembelian Perum Bulog dapat bersaing dengan harga pasar.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Petani memasang jaring untuk menutupi tanaman padi yang bulirnya mulai berisi di areal pesawahan, Selasa (15/3/2022). Petani di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan berharap harga pembelian Perum Bulog dapat bersaing dengan harga pasar.

REPUBLIKA.CO.ID, MAROS -- Petani di sejumlah daerah di Sulawesi Selatan berharap harga pembelian Perum Bulog dapat bersaing dengan harga pasar, sehingga penyerapannya lebih besar untuk mendukung stok nasional.

"Kalau harga pembelian Bulog bisa bersaing dengan harga pasar, tentu petani lebih memilih menjual ke Bulog daripada pedagang pengumpul," kata Ketua Kelompok Tani Sama Turu H Basri di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulsel, Senin (28/3/2022).

Baca Juga

Dia mengatakan, petani pada masa panen memiliki harapan besar agar harga produksinya tidak jatuh, sehingga semua biaya produksi tertutupi, apalagi di musim panen dalam kondisi yang diselingi hujan. Menurut dia, rata-rata petani sudah menggunakan mobil pemanen padi yang kecepatan memanennya jauh lebih cepat dibandingkan menggunakan tenaga manusia.

"Biaya untuk penggunaan mobil pemanen itu, bisa dalam bentuk pembayaran tunai, juga dalam bentuk bagi hasil dari jumlah gabah yang dihasilkan. Semua itu tergantung kesepakatan kedua belah pihak," kata Basri.

Sebagai gambaran, bagi petani yang tidak memiliki uang untuk membayar, dapat melakukan bagi hasil dari gabahnya. Misalnya untuk 10 karung gabah, maka satu atau dua karung di antaranya menjadi pembayaran jasa pada si pemilik mobil panen.

Sementara itu, petani lainnya di Kabupaten Pangkep H Baharuddin di Kecamatan Minasa Te'ne mengatakan, produksi petani tidak perlu diantarpulaukan jika harga penyerapan dari Bulog cukup baik. Sebagai gambaran, BPS mencatat selama Januari 2021, rata-rata harga GKP di tingkat petani sebesar Rp 4.921 per kg atau naik 3,03 persen dan di tingkat penggilingan Rp 5.026 per kg atau naik 3,10 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Harga tersebut jauh dibawa harga pembelian pihak swasta, sehingga petani lebih cenderung menjual ke pihak swasta yang notabene sebagian besar mengantarpulaukan beras.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement