Selasa 29 Mar 2022 07:55 WIB

Roman Abramovich Diduga Keracunan Senjata Kimia di Ukraina

Abramovich mengalami peradangan mata dan kulit mengelupas selepas pembicaraan damai.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Israr Itah
Pemilik Chelsea Roman Abramovich
Foto: EPA/ANDY RAIN
Pemilik Chelsea Roman Abramovich

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemilik Chelsea Roman Abramovich dilaporkan mengalami gejala keracunan bersama dengan negosiator damai Ukraina. Tiga delegasi mengalami gejala seperti mata merah, peradangan dan sakit pada mata, serta kulit mengelupas di wajah hingga tangan mereka. Jurnalis investigatif open source di Bellingcat mengatakan, dapat mengonfirmasi gejala tersebut, dalam laporan WSJ yang dikutip dari Londonworld, Selasa (29/3/2022).

Gejala itu terjadi sebulan setelah invasi Rusia ke Ukraina yang telah menyebabkan ribuan orang terbunuh dan jutaan meninggalkan rumah mereka. Sementara, laporan mengerikan tentang dugaan kejahatan perang telah muncul, termasuk serangan terhadap anak-anak, pengeboman rumah sakit bersalin, dan klaim pemerkosaan.

Baca Juga

Pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina berlangsung pada 3-4 Maret. Abramovich hadir bersama dengan pengusaha Rusia lainnya. Abramovich sendiri telah diberi sanksi oleh Pemerintah Inggris, di mana asetnya dibekukan, termasuk Chelsea, hingga larangan perjalanan.

''Bellingcat dapat mengkonfirmasi bahwa tiga anggota delegasi menghadiri pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia pada malam 3-4 Maret 2022, mengalami gejala yang konsisten akibat keracunan senjata kimia. Salah satu korban adalah pengusaha Rusia Roman Abramovich,'' kata juru bicara Bellingcat, dalam laporan WSJ.

Negosiasi damai pada 3 Maret berlangsung hingga sekitar pukul 10 malam waktu Ukraina. Setelah itu beberapa delegasi menuju ke apartemen di Kiev dan langsung mengalami gejala, yang tidak mereda sampai pagi. 

Para ahli menyimpulkan gejala tersebut kemungkinan besar akibat keracunan senjata kimia yang tidak diketahui. Para korban hanya mengkonsumsi cokelat dan air beberapa jam sebelum gejala muncul. Sementara, delegasi keempat yang juga makan coklat tidak mengalami gejala.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement