REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN – Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan menelaah masalah ketimpangan jumlah sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Jumlah SMP di Tangsel hanya sekitar 15 persen dari jumlah SD, sehingga keterserapan alumni SD negeri di SMP negeri terbilang minim.
“SDN kita ada 157 dan SMPN ada 24, memang timpang banget. Kita juga sedang berusaha mencari ideal antara SD dan SMP,” tutur Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangsel Deden Deni, Selasa (29/3/2022).
Deden mengatakan, dengan kondisi ketimpangan tersebut, pihaknya tengah berupaya mengakomodir di antaranya dengan mempertimbangkan pembangunan SMP-SMP negeri baru. Namun, menurutnya, perlu dilakukan pengkajian berkaitan dengan keberadaan sekolah-sekolah swasta.
“Kita sedang mengkaji jumlah siswa, jumlah yang lulus, dan jumlah sekolah yang ada. Tapi kita harus bijak juga, ada sekolah swasta yang butuh perhatian. Jangan sampai kita bangun SMP negeri, sekolah swasta menjadi tidak kebagian siswa,” tuturnya.
Dia memastikan mengkaji masalah ketimpangan untuk menemukan solusi. Dia mengakui minimnya keterserapan alumni SD negeri di SMP negeri, sehingga pendataan lebih lanjut terhadap SMP swasta bakal segera dilakukan. “Ini yang sedang kita hitung, kita tetap mempertimbangkan sekolah-sekolah swasta yang ada di sekitar,” ujarnya.