Selasa 29 Mar 2022 15:00 WIB

Bahrain Selidiki Restoran India yang Larang Wanita Berjilbab

Staf restoran India di Bahrain melarang masuk wanita berhijab.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
Bahrain Selidiki Restoran India yang Larang Wanita Berjilbab. Foto:   Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol112
Bahrain Selidiki Restoran India yang Larang Wanita Berjilbab. Foto: Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID,MANAMA -- Pihak berwenang di ibu kota Bahrain, Manama, telah menutup sebuah restoran India setelah diduga menolak seorang wanita yang menggunakan jilbab. Dalam sebuah rekaman video yang viral di media sosial pada Jumat (25/3), staf restoran melarang masuk seorang wanita bercadar. 

Wanita yang mengenakan cadar itu dilarang masuk bersama seorang temannya yang diidentifikasi sebagai Mariam Naji. Dalam video itu, Naji mengonfirmasi bahwa dia dan rekannya dilarang masuk ke Restoran Lanterns. 

Baca Juga

"Restoran Lanterns mengatakan, Anda tidak bisa masuk karena mengenakan jilbab. Bisakah Anda bayangkan? Restoran seharusnya tidak membuat keputusan seperti ini, karena kita berada di negara Muslim," ujar wanita yang ada di video tersebut, dilansir Middle East Monitor, Selasa (29/3).

Menurut surat kabar Bahrain, Daily Tribune, Otoritas Pariwisata dan Pameran Bahrain (BTEA) telah meluncurkan penyelidikan atas masalah tersebut. BTEA telah meminta semua outlet pariwisata untuk mematuhi peraturan dan menghindari penegakan kebijakan yang melanggar hukum Kerajaan Bahrain. 

"Kami menolak semua tindakan yang mendiskriminasi orang, terutama mengenai identitas nasional mereka," ujar pernyataan BTEA.

BTEA mengatakan, manajer Restoran Lanterns telah ditahan. Pihak restoran mengonfirmasi, manajer tersebut telah diskors. Pada Sabtu (26/3), Restoran Lanterns mengeluarkan pernyataan yang diunggah di halaman Instagram mereka. Dalam pernyataannya, Lanterns menyambut kedatangan semua orang yang datang ke restorannya. Bahkan Lanterns menawarkan makan gratis bagi para pelanggan.

"Semua orang diterima di Lanterns. Selama lebih dari 35 tahun kami telah melayani pelanggan di Bahrain. Lanterns adalah tempat bagi semua orang untuk menikmati momen bersama keluarga mereka dan merasa seperti di rumah sendiri. Dalam hal ini, kesalahan telah dilakukan oleh seorang manajer yang sekarang sudah diskors karena ini tidak mewakili visi kami," kata pernyataan Lanterns.

Naji membantah klaim di media sosial bahwa manajer tersebut adalah seorang Hindu India. Manajer di Lanterns merupakan seorang pria Inggris bernama Lloyd. Naji mendesak semua orang untuk tidak menyebarkan informasi yang salah.

Insiden itu terjadi di tengah keputusan pengadilan India untuk menegakkan larangan kontroversial tentang jilbab di lembaga pendidikan, di negara bagian Karnataka selatan, yang diperintah oleh partai Hindu nasionalis. Larangan itu memicu protes dan kemarahan dari para perempuan Muslim.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement