Khofifah Berharap Batik Jatim Mentas di Paris Fashion Week
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Model memperagakan busana batik rancangan Denny Wirawan pada kegiatan bertajuk Canthing Jawi Wetan Go Global (CJWGG) di Monumen Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (27/3/2022). Peragaan busana tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan CJWGG yang digelar hingga 28 Maret 2022 guna mempromosikan kekayaan batik Jawa Timur yang diharapkan dapat membantu percepatan pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi COVID-19. | Foto: Antara/Moch Asim
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Peragaan busana batik menjadi puncak gelaran Canthing Jawi Wetan Go Global (CJWGG) tahun 2022 besutan Pemerintah Provinsi Jatim bersama Bhayangkari Jatim resmi ditutup pada Senin (28/3) malam. Batik dari 38 kabupaten/ kota di Jatim yang diwujudkan dalam 15 busana karya desainer kondang Denny Wirawan dan juga 20 busana karya Edward Hutabarat ditampilkan dalam acara tersebut.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pun mengajak semua pihak untuk membangun satu cita-cita bersama mewujudkan batik Jatim dikenal, digemari, dan digunakan masyarakat Indonesia, bahkan internasional. Bahkan ia berharap batik asal Jatim bisa mentas di panggung Paris Fashion Week
"Ada harapan dan semangat bersama agar batik Jawa Timur nantinya bisa menjadi bagian dari pengayaan di Paris Fashion Week atau New York Fashion Week, why not? Saya rasa kesempatan-kesempatan itu harus kita bangun dan kita siapkan," kata Khofifah, Selasa (29/3).
Khofifah mengaku, batik asal Jatim saat ini sudah mulai merambah kancah internasional. Salah satu di antaranya, batik asal Blitar yang dikenakan pebasket NBA, Justin Holiday. Selain Blitar, batik asal Tulungagung juga telah tembus dunia internasional. Begitu pula batik Gedog Tuban serta batik Gentongan Tanjung Bumi, Bangkalan.
Menurut Khofifah, batik akan lebih memiliki nilai jual dan estetika yang tinggi ketika mendapat sentuhan dari figur yang tepat. Baik desainer, model dan jejaring market yang kuat, akan bisa memberikan referensi bagi masyarakat luas.
"Saya rasa semangat kita untuk bisa membuat batik 38 kabupaten/ kota di Jawa Timur naik kelas sangat luar biasa. Memang harus ada sentuhan desainer kondang, harus ada sentuhan dari peraga busana, para model, dan harus ada jejaring market yang kuat untuk bisa membuat batik kita makin dikenal," ujarnya.
Khofifah juga mengajak semua pihak untuk menggali filosofi dari kebesaran Majapahit. Dimana gelaran peragaan busana batik yang digelqr merepresentasikan seluruh daerah di Jawa Timur. Menurutnya, sudah sepatutnya ada semangat filosofis yang mampu semakin merekatkan daerah-daerah di Jawa Timur dan Indonesia.
"Kita sengaja menggelar peragaan busana dengan venue di altar Tugu Pahlawan agar menguatkan semangat heroisme optimisme Jatim bangkit. Karena di seluruh dunia Tugu Pahlawan ya hanya di tempat ini, suasanya adalah menggali filosofi kebesaran Majapahit," kata dia.
Khofifah juga menginginkan semua pihak dapat kembali mengkonstruksi dan mengembangkan peradaban besar yang memang telah ada dan dimiliki bangsa ini. Ia juga berharap gelaran CJWGG 2022 ini bisa menjadi penguatan bagi UKM Jawa Timur.
"Suasana inilah yang ingin kita bangun dengan membangun peradaban yang pernah dan kita miliki untuk terus kita tumbuh kembangkan berseiring dengan penguatan seluruh sektor KUKM yang ada di seluruh area Provinsi Jawa Timur," ujarnya.
Penggagas CJWGG 2022, Ully Nico Afinta tujuan utamanya adalah untuk memperkenalkan Batik Jawa Timur ke pasar yang lebih luas. Harapan besarnya adalah untuk mendongkrak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang lesu akibat pandemi Covid-19.
"Tujuannya adalah supaya para pengrajin batik bisa memiliki peluang pasar yang lebih luas. Oleh karena itu Bhayangkari Jatim bekerja keras untuk terus memperkenalkan Batik Jatim di ranah yang lebih luas," ujarnya.