REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Intelijen militer Inggris mengatakan Rusia masih jadi ancaman besar bagi Kiev. Meski pasukan Ukraina mengerahkan serangan balasan di utara barat kota tersebut, kemampuan tempur pasukan Rusia masih perlu diwaspadai.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Rusia melanjutkan serangan dengan tembakan senjata berat ke Kota Mariupol. "Namun pusat kota masih dalam kendali Ukraina," kata kementerian dalam pernyataannya, Selasa (29/3/2022).
Sementara di daerah-daerah lain pasukan Rusia masih mempertahankan posisi. Sambil mengatur ulang pasukan mereka. Sebelumnya dilaporkan negosiator Rusia-Ukraina menggelar perundingan di Istanbul, Turki.
Ukraina berharap perundingan kali ini bisa tercapai kesepakatan untuk gencatan senjata. Tayangan TV menunjukkan delegasi Ukraina tiba di Istanbul untuk proses perundingan.
"Program minimum adalah pertanyaan kemanusiaan, dan program maksimum adalah mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata," kata menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di televisi nasional. "Kami tidak memperdagangkan orang, tanah, atau kedaulatan," imbuhnya.
Sementara itu, menurut seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya tidak siap berkompromi untuk mengakhiri perang. Begitupun penasihat kementerian dalam negeri Ukraina Vadym Denysenko yang meragukan akan ada terobosan pada isu-isu utama.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pembicaraan sejauh ini belum menghasilkan terobosan substansial tetapi penting untuk dilanjutkan secara langsung. Dia menolak memberikan informasi lebih lanjut karena hal itu dapat mengganggu proses.