Selasa 29 Mar 2022 18:30 WIB

Biden Akui Ekspresikan Kemarahan ke Putin dan tak akan Minta Maaf

Biden mengakui pidatonya di Warsawa hanya mengekspresikan kemarahan moralnya.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Presiden AS Joe Biden mengakui mengekspresikan kemarahan moralnya kepada Putin
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Joe Biden mengakui mengekspresikan kemarahan moralnya kepada Putin

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan tidak pernah sama sekali mengumumkan perubahan kebijakan AS terkait ucapan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak boleh dibiarkan berkuasa lagi. Mengenai komentarnya, Biden mengakui hanya mengekspresikan kemarahan moralnya.

Komentar Biden soal Putin disampaikan saat presiden AS mengunjungi Warsawa, Polandia akhir pekan lalu. Biden menghadapi tekanan untuk berbicara tentang komentar itu setelah menimbulkan banjir pertanyaan apakah AS telah mengubah kebijakan yang mencari perubahan rezim di Moskow.

Baca Juga

Namun Biden menegaskan dirinya tidak berupaya menarik ucapannya mengenai Putin tersebut. "Saya saat itu atau sekarang tidak sedang mengartikulasikan perubahan kebijakan. Saya mengungkapkan kemarahan moral yang saya rasakan, dan saya tidak meminta maaf," katanya kepada wartawan di Gedung Putih, Senin (28/3/2022) waktu setempat.

Biden mengatakan, komentar di Warsawa muncul atas dorongan emosional karena melihat keluarga terlantar akibat invasi Rusia ke Ukraina. Di akhir pidatonya di Warsawa, Biden menambahkan kalimat tanpa naskah.

Dia mengatakan, bahwa Putin tidak dapat tetap berkuasa. Pejabat pemerintah bergegas untuk mengklarifikasi setelah itu bahwa Gedung Putih tidak mengadvokasi perubahan rezim di Rusia.

Biden pada Senin mengatakan bahwa dia akan menarik untuk mengklarifikasi pernyataan itu. Ditanya apakah pernyataan itu akan memicu tanggapan negatif dari Putin, Biden berkata, "Saya tidak peduli apa yang dia pikirkan. Dia akan melakukan apa yang akan dia lakukan."

Kendati begitu, Biden tatap menyarankan agar Putin tidak memimpin Rusia. "Jika Putin melanjutkan jalurnya, dia akan menjadi paria di seluruh dunia dan siapa yang tahu akan menjadi apa dia di rumah dalam hal dukungan," kata Biden.

Namun, Biden tidak mengesampingkan pertemuan dengan Putin. Menurutnya pertemuan kedua pemimpin tergantung pada apa yang ingin dibicarakan.

Biden awal bulan ini menggambarkan Putin sebagai "penjahat perang" atas perannya dalam konflik di mana banyak warga sipil Ukraina tewas. Dia mengatakan, pernyataannya Sabtu dirujukan untuk audiensi Rusia.

"Bagian terakhir dari pidato itu adalah berbicara dengan orang-orang Rusia," kata Biden. "Saya mengomunikasikan ini tidak hanya kepada orang-orang Rusia, tetapi seluruh dunia. Ini hanya menyatakan fakta sederhana bahwa perilaku semacam ini sama sekali tidak dapat diterima. Benar-benar tidak dapat diterima," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement