Rabu 30 Mar 2022 00:35 WIB

Kowani: Pandemi Membuat Kondisi Kesehatan Masyarakat Mengalami Krisis

Untuk memperbaik kesehatan masyarakat, penguatan komunitas sangat diperlukan. 

Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan, bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia dan menjadi salah satu elemen penting kesejahteraan.
Foto: Istimewa
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan, bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia dan menjadi salah satu elemen penting kesejahteraan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Agenda Women20 (W20) sebagai bagian dari G20 Presidensi Indonesia 2022, kembali digelar. Setelah sebelumnya di Kota Likupang, Minahasa Utara, dan Kota Batu Malang, side event ke-3 W20 digelar di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Mengambil tema Promoting Health Response to Recover Together Equality, para delegasi W20 kali ini berfokus pada pembahasan pentingnya promosi kesehatan untuk pemulihan bersama.

Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr Ir Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan, bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia dan menjadi salah satu elemen penting kesejahteraan. Tetapi pandemi Covid-19 telah membuat kondisi kesehatan masyarakat mengalami krisis.

“Untuk memperbaik kesehatan masyarakat, penguatan komunitas sangat diperlukan. Partisipasi aktif akan menghasilkan manfaat untuk kesejahteraan laki-laki, perempuan dan keluarga mereka, dalam upaya mendorong perbaikan kesehatan, salah satunya dengan menyediakan informasi dan edukasi dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan perilaku,” kata Giwo dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Selasa (29/3/2022).

 

photo
Kowani menggelar agenda Women20 (W20) sebagai bagian dari G20 Presidensi Indonesia 2022, di Kota Banjarmasin, Kalsel. - (Istimewa)

 

Menurut Giwo, perempuan punya peranan penting dalam memelihara kesehatan keluarga, sebagai unit terkecil masyarakat. Perempuan bukan hanya sebagai pengajar utama dan pertama tapi juga penjaga utama keluarga karena mereka yang paling mengetahui situasi dan kondisi dalam rumah.

Pada side event ke-3 W20, para delegasi dari berbagai negara, kata Giwo, telah berhasil mengidentifikasikan berbagai tantangan dalam mengakses layanan kesehatan yang berfokus pada kesehatan maternal, seksual, dan reproduksi dalam level kesetaraan gender. Termasuk mencakup peran baik untuk laki-laki maupun perempuan. 

"Upaya perbaikan kesehatan reproduksi juga harus menghasilkan langkah pasti termasuk cara meningkatkan peran laki laki dan bagaimana komunitas beradaptasi ke perilaku self care sebagai bentuk mencegah sebelum mengobati," katanya.

Diakui Giwo, kesehatan merupakan investasi masa depan yang terbaik. Solidaritas global sangat penting untuk mengatasi tantangan krisis kesehatan yang saat ini dihadapi dan generasi yang akan datang.

“Kita harus beradaptasi, berinovasi dan berkolaborasi untuk menolong nyawa orang banyak. Penting untuk bisa bekerja sama secara effektif. Jadi kita dapat membangun masa depan yang lebih sehat dalam dunia yang inklusif dan terbarukan,” tandas Giwo.

Kowani adalah federasi terbesar organisasi Wanita Indonesia dengan sejarah panjang penguatan perempuan sejak 1928. Saat ini Kowani memiliki anggota 97 organisasi dengan lebih dari 87 juta anggota dari berbagai latar belakang. 

Kowani berpegang teguh pada visi dan misinya sebagai forum untuk mengumpulkan aspirasi perempuan dan melaksanakan peran mereka dalam pembangunan negara dan juga berfokus pada kesehatan keluarga untuk ketahanan dan kemakmuran.

Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi mengakui, pandemi Covid-19 yang terjadi termasuk di Indonesia memberikan dampak yang luar biasa pada berbagai aspek kehidupan, terutama dari sisi kesehatan. Tentunya dampak pada perempuan berbeda dengan dampak yang dialami oleh laki-laki.

Sebagai engagement group dalam Presidensi G20, W20, jelas Uli, berupaya mendorong komitmen global dalam upaya mendukung akses kesehatan yang setara.

“Misi kami dalam melakukan rangkaian acara W20 adalah membentuk 4 komitmen global yakni memberantas diskriminasi dalam memajukan inklusi ekonomi UMKM perempuan, peningkatan akses bagi perempuan perdesaan dan perempuan penyandang disabilitas, dan integrasi respon kesehatan yang setara didukung untuk diintergasikan dalam deklarasi pemimpin G20,” ujarnya.

Hasil dari side event ke-3 W20 ini kata Uli Silalahi, menjadi masukan penting dalam pengambilan keputusan saat pelaksanaan KTT (G20) di Bali nanti.

Sementara itu, Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Lenny N. Rosalina menyebutkan selama pandemi, banyak pelayanan kesehatan terkena dampak baik secara akses maupun kualitas. “Ini menjadi salah satu tantangan bagi perempuan maupun keluarga untuk mengakses layanan kesehatan selama pandemi,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menegaskan, komitmennya untuk mendukung pengarusutamaan gender dan menjadi prioritas dalam pembangunan di Kalsel. Komitmen tersebut tidak sebatas di atas kertas (perencanaan) tetapi juga melalui berbagai aksi dan program nyata yang memberikan ruang bagi kaum perempuan berpartisipasi aktif dalam pembangunan.

Women20 (W20) adalah kelompok yang dibentuk resmi G20 resmi yang mempromosikan ekonomi perempuan pemberdayaan dan tata kelola ekonomi yang responsif gender di negara-negara G20. Ini adalah tahun ke enam keterlibatan W20 untuk mewujudkan pemberdayaan ekonomi perempuan dalam agenda G20. 

W20 G20 Presidensi 2022 bertujuan untuk membangun dunia yang solid untuk berkolaborasi dan bekerjasama antar para pemimpin G20. Dalam Kepresidenan 2022, misi utama W20 Indonesia adalah untuk mempengaruhi komitmen tingkat tinggi pada agenda pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender di G20, menempatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi pusat diskusi global dalam jalur pemulihan ekonomi pasca-COVID 19, mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan investasi untuk pertumbuhan inklusif. 

Sedang misi khusus ini terkait dengan empat bidang prioritas W20 Indonesia, yaitu mengakhiri diskriminasi yang mengganggu partisipasi perempuan dalam perekonomian, inklusi ekonomi bagi UMKM milik perempuan, mengatasi kerentanan perempuan penyandang disabilitas dan perempuan pedesaan dan respons kesehatan yang berkeadilan gender 

Identifikasi tantangan bagi perempuan untuk mengakses layanan kesehatan selama pandemi, berfokus pada kesehatan ibu dan seksual dan reproduksi 2. Identifikasi kesenjangan terkait gender dalam respons kesehatan Covid-19

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement