Rabu 30 Mar 2022 00:06 WIB

Jokowi Minta Kades Tingkatkan Cakupan Vaksinasi Booster

Jokowi mengapresiasi kades yang membantu mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Antara/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Presiden Joko Widodo (Jokowi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran kepala desa agar meningkatkan cakupan vaksinasi booster Covid-19 untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat. Jokowi menyebut, vaksinasi booster saat ini baru mencapai 9,6 persen atau sekitar 20 juta orang.

“Mari kita dorong lagi masyarakat untuk ikut vaksin booster, agar apa memproteksi melindungi rakyat kita dari Covid dari varian-varian baru yang ada, kalau kena pun kalau sudah booster itu kalau kena pun ringan. Bahkan banyak yang tidak merasa kena padahal dia kena,” ujar Jokowi saat pembukaan silaturahmi nasional APDESI tahun 2022 di Jakarta Pusat, Selasa (29/3/2022).

Baca Juga

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan penduduk Indonesia yang telah menerima vaksin dosis ketiga (penguat) sudah mencapai 21.474.870 jiwa atau mengalami penambahan sebanyak 1.340.225 pada Selasa hingga pukul 12.00 WIB. Dari data resmi yang diterima di Jakarta, penambahan penerima dosis ketiga ini setelah 158.830.466 jiwa mendapat vaksin dosis kedua. 

Terdapat penambahan sebanyak 855.959 jiwa yang mendapat vaksin dosis kedua pada Selasa. Sementara vaksin dosis pertama telah mencapai 196.240.871 atau terdapat penambahan harian sebanyak 282.832 jiwa. Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi secara nasional mencapai 208.265.720 jiwa.

Dalam kesempatan ini, presiden menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh kepala desa yang membantu mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Total suntikan vaksin yang telah diberikan kepada masyarakat hingga saat ini tercatat telah mencapai 374 juta vaksin.

“374 juta itu bukan angka kecil loh, menyuntikkan 374 juta kali itu bukan gampang, tapi kita bisa melakukan karena gotong royong kita,” kata dia.

Baca juga: 

Jokowi menyampaikan, perkembangan kasus Covid-19 saat ini. Menurut dia, jumlah kasus positif saat ini telah mengalami penurunan jika dibandingkan saat puncak omicron pada pertengahan Februari lalu.

Ia mengatakan, penurunan jumlah kasus positif ini juga merupakan kerja keras dari para kepala desa dalam mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi dan menjalankan protokol kesehatan.

“Peran Bapak Ibu sekalian ini yang tidak ada di negara-negara lain. Enggak ada di negara lain, gak ada. Mereka terkonsentrasi penyelesaiannya di rumah sakit, kita ini tidak. Gotong-royong sampai ke jajaran yang paling bawah,” kata Jokowi.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito memastikan bahwa upaya vaksinasi Covid-19 terus dilakukan memasuki bulan Ramadhan. Ini sesuai dengan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan vaksinasi Covid-19 tidak membatalkan puasa.

"Upaya vaksinasi akan terus dilakukan pada bulan Ramadhan, karena sesuai Fatwa MUI Nomor 13 Tahun 2021 bahwa vaksinasi saat berpuasa tidak bersifat membatalkan puasa," ujar Wiku.

Baca juga: Gelombang Penolakan Terhadap RUU Sisdiknas yang Hapus Frasa Madrasah

Vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu syarat untuk melaksanakan mudik Lebaran tahun ini. Masyarakat yang telah mendapatkan vaksin booster atau penguat dapat melaksanakan mudik tanpa melakukan tes Covid-19.

Sementara bagi mereka yang telah menjalani vaksinasi dosis kedua dan pertama dapat melaksanakan mudik Lebaran 2022 setelah memiliki hasil negatif dari pengujian Covid-19.

photo
Ketentuan vaksinasi booster yang terbaru - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement