Selasa 29 Mar 2022 22:36 WIB

Ini Alasan Mengapa Tidur dengan Mematikan Lampu Baik bagi Kesehatan

Tidur malam dengan mematikan lampu bantu melindungi kesehatan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Tidur malam dengan mematikan lampu bantu melindungi kesehatan.
Foto: Needpix
Tidur malam dengan mematikan lampu bantu melindungi kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mematikan semua lampu dan menutup tirai sebelum tidur dapat lebih membantu melindungi kesehatan, menurut sebuah penelitian terbaru dari Northwestern University yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences. Temuan ini penting terutama bagi mereka yang tinggal di masyarakat modern di mana paparan cahaya malam di dalam dan luar ruangan semakin meluas, menurut penulis studi senior Dr Phyllis Zee dalam rilisnya, seperti dilansir dari Fox News, Selasa (29/3/2022).

Para peneliti menemukan paparan cahaya saat tidur, dibandingkan dengan tidur di ruangan yang remang-remang, berbahaya bagi fungsi kardiovaskular saat tidur. Hal itu juga dapat meningkatkan resistensi insulin keesokan paginya, menurut rilis tentang studi Northwestern Medicine.

Baca Juga

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hanya satu malam paparan pencahayaan ruangan moderat saat tidur, dapat mengganggu glukosa dan regulasi kardiovaskular. Itu merupakan faktor risiko penyakit jantung, diabetes dan sindrom metabolik.

Zee, yang juga kepala kedokteran tidur di Northwestern University Feinberg School of Medicine, mengatakan penting bagi orang untuk menghindari atau meminimalkan jumlah paparan cahaya saat tidur. Penulis penelitian mengatakan hingga 40 persen orang tidur dengan lampu menyala di kamar tidur atau tetap menyalakan televisi. 

Mereka juga mengatakan paparan cahaya buatan saat tidur adalah hal biasa, baik itu dari perangkat pemancar cahaya atau sumber di luar rumah, terutama di daerah perkotaan besar. Para peneliti menguji efek tidur dengan 100 lux (cahaya sedang) dibandingkan dengan 3 lux (cahaya redup) pada peserta selama satu malam. Tim peneliti Zee menemukan bahwa paparan cahaya sedang saat tidur menyebabkan tubuh masuk ke kondisi siaga yang lebih tinggi. 

Para peneliti menjelaskan dalam rilis bahwa keadaan yang meningkat ini menyebabkan peningkatan denyut jantung dan aliran darah di pembuluh darah peserta. Selain itu juga meningkatkan kekuatan yang membuat jantung berkontraksi.

Menurut penelitian, bukti telah menunjukkan bahwa paparan cahaya pada siang hari, meningkatkan detak jantung seseorang dengan mengaktifkan sistem saraf simpatik, berkontribusi pada peningkatan kesadaran. Sistem saraf simpatik juga dikenal sebagai sistem "lawan atau lari" dan membantu seseorang menghadapi tantangan atau menghindari bahaya.

"Hasil kami menunjukkan bahwa efek serupa juga hadir ketika paparan cahaya terjadi saat tidur malam hari," kata Zee dalam rilisnya.

Para peneliti menemukan bahwa tubuh seseorang tidak dapat beristirahat dengan baik di ruangan yang terang dan detak jantung individu meningkat bahkan di ruangan yang cukup terang. Rekan penulis pertama Dr Daniela Grimaldi, yang merupakan asisten peneliti profesor neurologi di Northwestern, mengatakan dalam rilisnya, bahwa ketika sistem saraf otonom diaktifkan saat tidur, maka itu adalah hal buruk. Biasanya, detak jantung bersama dengan parameter kardiovaskular lebih rendah di malam hari dan lebih tinggi di siang hari.

"Selain tidur, nutrisi dan olahraga, paparan cahaya di siang hari merupakan faktor penting untuk kesehatan, tetapi pada malam hari kami menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang sederhana pun dapat mengganggu ukuran kesehatan jantung dan endokrin," kata Zee dalam rilisnya.

Para peneliti menyarankan beberapa cara untuk mengurangi cahaya saat tidur. Pertama, matikan lampu. Jika harus menyalakan lampu gunakan lampu redup di lantai. Gunakan lampu kuning atau merah/oranye. 

Hindari menggunakan cahaya putih atau biru dan jauhkan dari orang yang sedang tidur. Gunakan penutup mata atau pelindung mata jika tidak dapat mengontrol cahaya luar ruangan. Pindahkan tempat tidur agar cahaya luar tidak menyinari wajah Anda.

Selain itu, jika bertanya-tanya seberapa terang kamar, maka bisa memperhatikan dari barang yang terlihat. Jika barang terlihat jelas, kemungkinan kamar memang terlalu terang. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement