REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pejabat kesehatan Amerika Serikat (AS) pada Selasa (29/3/2022) menyetujui pemberian dosis booster vaksin Covid-19 kedua untuk kelompok usia di atas 50 tahun. Keputusan untuk menawarkan booster kedua di Amerika Serikat muncul, karena beberapa ilmuwan telah menyuarakan keprihatinan tentang subvarian Omicron yaitu BA.2 yang sangat menular dan dominan.
Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) mengatakan, booster yang menggunakan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna diberikan setidaknya empat bulan setelah dosis booster pertama. Booster kedua bertujuan untuk menawarkan lebih banyak perlindungan terhadap penyakit parah dan rawat inap.
FDA juga mengizinkan dosis booster kedua untuk kelompok usia di atas 12 tahun dengan vaksin Pfizer/BioNTech, dan kelompok usia di atas 18 tahun dengan vaksin Moderna.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mendukung otorisasi FDA, yang merekomendasikan suntikan booster tambahan. Terutama untuk lansia dan mereka yang memiliki penyakit penyerta, sehingga berisiko tinggi.
"Covid-19 memiliki efek buruk yang sangat tidak proporsional pada orang berusia 65 tahun ke atas dan mereka yang memiliki penyakit penyerta," ujar pejabat tinggi FDA, Peter Marks.
Marks mengatakan, FDA akan segera mempertimbangkan manfaat dari otorisasi booster kedua untuk populasi yang lebih luas setelah musim panas. Booster kedua secara khusus ditargetkan untuk memerangi varian baru yang kini menjadi perhatian.
"Mungkin ada kebutuhan bagi orang-orang untuk mendapatkan booster tambahan di musim gugur bersama dengan kampanye booster yang lebih umum, jika itu terjadi. Karena kami mungkin perlu beralih ke cakupan varian yang berbeda," kata Marks.
FDA sedang melihat data uji klinis pemberian dosis booster tambahan yang berlangsung di Israel untuk membantu membuat keputusan. Lebih dari 700 ribu orang yang menerima booster kedua di Israel tidak mengungkapkan kekhawatiran baru.
Para ilmuwan dan pejabat telah berdebat soal pemberian dosis booster vaksin Covid-19 kedua. Mereka menguraikan data tentang berapa lama perlindungan dari vaksin dan booster akan bertahan.
"Belum diketahui apakah sekarang adalah waktu yang tepat bagi orang untuk mendapatkan dosis keempat (booster kedua)," kata Direktur Eksekutif Pusat Akses Vaksin Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, William Moss.
Moss mengatakan, jika ada lonjakan kasus di akhir musim gugur atau awal musim dingin, seperti yang biasa terjadi pada virus pernapasan dan influenza, maka mungkin diperlukan peningkatan dosia tambahan. Antibodi penetral tubuh yang didorong oleh booster kedua yang diberikan sekarang mungkin akan menurun dalam beberapa bulan ke depan.
Pejabat pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan, pemerintah AS saat ini memiliki dosis vaksin yang cukup untuk memenuhi permintaan suntikan booster kedua pada kelompok lansia. Mereka mengatakan, pemerintah kemungkinan tidak akan mampu membayar vaksin Covid-19 di masa depan, terutama jika vaksin perlu didesain ulang untuk menargetkan varian baru. Kecuali Kongres menyetujui pengeluaran anggaran tambahan.
Sejauh ini, sekitar dua pertiga warga Amerika di atas 65 tahun dan lebih dari setengah orang berusia antara 50 dan 64 tahun telah mendapatkan dosis booster pertama.