REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia tetap melakukan pembayaran kupon obligasi eksportir energi untuk asing senilai 102 juta dolar AS atau setara Rp 1,643.088 triliun (kurs Rp 14.344 per dolar AS) meskipun pembatasan finansial masih diterapkan atas konfliknya dengan Ukraina. Kementerian Keuangan mengatakan telah mentransfer dana ke National Settlement Depository (NSD) di Moskow.
NSD menyatakan telah menerima pembayaran pemerintah Rusia atas beberapa obligasi asingnya untuk didistribusikan. Dana tersebut untuk pembayaran kupon obligasi yang jatuh tempo pada 2035 dan akan didistribusikan kepada investor.
Meskipun ada peringatan dari lembaga pemeringkat kredit, pemerintah sejauh ini menghindari default sejak perang dimulai dan sanksi dijatuhkan. Dengan mentransfer uang tunai, Kementerian Keuangan telah melakukan kewajibannya berdasarkan persyaratan obligasi.
"Pembayaran dilakukan secara penuh," katanya dalam sebuah pernyataan Selasa, dilansir Bloomberg, Selasa (29/3/2022).
Pada hari Senin Kementerian mengajukan pemberitahuan untuk pembayaran kupon bunga dan pembayaran pokok pada utang senilai 2 miliar dolar AS dalam mata uang dolar yang jatuh tempo pada 4 April. Pihaknya juga mengajukan pemberitahuan kupon obligasi yang jatuh tempo pada April 2042.
Sementara Rusia terus memenuhi kewajiban utangnya, beberapa rintangan menunggu. Yang terbaru datang pada akhir minggu lalu ketika Clearstream, bank yang berbasis di Luksemburg yang menyelesaikan pembayaran untuk beberapa obligasi negara, memblokir akun NSD.
Keputusan untuk operasionalnya kembali akan didasarkan pada tinjauan regulator di Luksemburg Seorang juru bicara Clearstream menolak berkomentar pada saat pengumuman.
Di antara perusahaan Rusia, pembuat baja Severstal PJSC pekan lalu menjadi perusahaan Rusia pertama yang kehabisan waktu untuk membayar bunga utang untuk kupon dalam mata uang asing sejak perang di Ukraina dimulai. Ini terjadi setelah Citigroup Inc. memblokir transaksi tersebut.