REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Republik Rakyat Donetsk mempertimbangkan untuk bergabung dengan Rusia. Donetsk adalah wilayah di Ukraina timur yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.
“Mengenai bergabung dengan Federasi Rusia, untuk keinginan dan aspirasi, mereka telah dilacak dengan jelas sejak 2014, keinginan untuk berada di Rusia,” kata Kepala Republik Rakyat Donetsk Denis Pushilin pada Selasa (29/3/2022), seperti dilaporkan Donetsk News Agency.
Namun, untuk saat ini, Pushilin mengatakan, tugas utamanya adalah mencapai batas konstitusional republik. “Nanti akan kita tentukan,” ucapnya.
Hal itu disampaikan Pushilin dua hari setelah pemimpin wilayah Luhansk mengatakan bahwa mereka akan menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia. Ukraina telah menyebut pemungutan suara semacam itu tidak memiliki dasar hukum dan akan memicu tanggapan internasional yang lebih kuat.
Tiga hari sebelum menyerang Ukraina pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan Luhansk dan Donetsk. Kendati demikian, hingga kini komunitas internasional masih menganggap dua wilayah itu sebagai bagian dari Ukraina.
Ukraina sendiri telah berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak akan pernah menyetujui aneksasi Rusia atas wilayahnya. Hal itu menjadi salah satu tantangan dalam pembicaraan damai antara Kiev dan Moskow.
Selain soal Luhansk dan Donetsk, Rusia juga menghendaki agar Ukraina “mengubur” aspirasinya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Jika hal-hal tersebut dapat dipenuhi, Rusia mengaku siap menghentikan serangannya ke Ukraina.
Terkait Luhansk dan Donetsk, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyampaikan siap untuk mengompromikan status dua wilayah tersebut dengan Rusia. “Saya mengerti bahwa tidak mungkin memaksa Rusia untuk sepenuhnya membebaskan wilayah itu, ini akan mengarah pada Perang Dunia III," kata Zelensky pada Ahad (27/3/2022) lalu.