Rabu 30 Mar 2022 16:32 WIB

Suasana Khusyuk Prosesi Ikrar Syahadat Wanita Dusun Kadazan Sabah Malaysia

Elley Milus Warga Dusun Kadazan Sabah Malaysia memeluk Islam

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Elley Milus Warga Dusun Kadazan Sabah Malaysia memeluk Islam.
Foto: borneobulletin
Elley Milus Warga Dusun Kadazan Sabah Malaysia memeluk Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR — Seorang wanita Dusun Kadazan masuk Islam baru-baru ini. Elley Milus (27) kini mengubah namanya menjadi Nur Elisha Aliyah binti Abdullah setelah memeluk Islam. 

Nur Elisha Aliyah membaca dua kalimat syahadat dalam sebuah upacara yang dilakukan di kediaman pribadinya di Kampong Salambigar. 

Baca Juga

Dilansir dari Borneo Bulletin pada Rabu (30/3), acara diawali dengan pembacaan surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan pembacaan Syahadat oleh muallaf Nur Elisha Aliyah. Pembacaan syahadat disaksikan oleh Asisten Direktur Islamic Dakwah Center di bawah Kementerian Agama Abdul Aziz bin Haji Abdul Kahar dan pejabat Divisi Penyebaran Dakwah. 

Acara dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata dari Abdul Aziz kepada Nur Elisha Aliyah, kemudian dzikir marhaban, taburan bunga wangi dan pembacaan doa selamat. 

Pada 28 Februari, sebanyak 83 orang telah masuk Islam. Sementara itu, tahun lalu sebanyak 356 orang, dan 436 pada 2020.  

Dusun Kadazan merupakan kelompok asli bumiputera terbesar di Sabah, Malaysia yang memiliki hak khusus mulai dari hak atas tanah, sungai, hingga pemeliharaan adat. Mereka juga dikenal sebagai Mamasok yang berarti “asli” atau masyarakat adat.  

Sebagian besar suku Kadazan-Dusun percaya bahwa mereka adalah keturunan Nunuk Ragangorang-orang. Dusun Kadazan telah diakui sebagai bangsa asli Kalimantan dengan warisan yang didokumentasikan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sejak 2004. 

Mayoritas Dusun Kadazan adalah Kristen (74,8 persen), Islam Sunni (22,6 persen) dan animisme. Sebelum para misionaris datang, animisme adalah agama yang dominan. Mereka kepercayaan bahwa roh menguasai penanaman dan panen padi, sehingga akan selalu digelar ritual khusus sebelum dan sesudah panen. 

 

Sumber: borneobulletin   

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement