REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (CEC) India, SY Quraishi mengatakan pada Senin (28/3), bahwa teori yang menyebutkan populasi Muslim dapat menyalip populasi Hindu hanyalah propaganda.
Pertumbuhan Muslim di India kata dia, belum melampaui seperti yang dituduhkan. “Itu hanya propaganda bahwa umat Islam dapat menyalip umat Hindu dalam hal jumlah penduduk,” kata Quraishi dilansir dari NDTV, Rabu (30/3/2022)
“Ada beberapa mitos yang tersebar tentang populasi Muslim di India yang menciptakan permusuhan di antara umat Hindu terhadap Muslim,” kata Quraishi dalam diskusi tentang bukunya Mitos Penduduk: Islam, Keluarga Berencana dan Politik di India di Pusat International India, di New Delhi, beberapa waktu lalu.
Salah satu mitos paling populer di India menyebutkan, bahwa Muslim menghasilkan terlalu banyak anak dan bertanggung jawab penuh atas ledakan populasi.
“Ya umat Islam memiliki tingkat KB terendah hanya 45,3 persen. Total Fertility Rate (TFR) mereka adalah 2,61 yang merupakan tertinggi. Tetapi faktanya umat Hindu tidak jauh di belakang, dengan FP terendah kedua di 54,4 persen, dan TFR tertinggi kedua 2,13, benar-benar meleset," kata Quraishi.
Quraishi juga membantah mitos bahwa pertumbuhan populasi Muslim mengganggu keseimbangan demografis.
Rasio demografis India memang menunjukkan peningkatan umat Islam dari 9,8 persen pada 1951 menjadi 14,2 persen pada 2011, dan penurunan populasi Hindu dari 84,2 persen menjadi 79,8 persen. Tetapi, kata dia, ini merupakan peningkatan sebesar 4,4 poin persentase dalam 60 tahun.
Quraishi menegaskan, bahwa Muslim mengadopsi keluarga berencana lebih cepat daripada Hindu, sehingga kesenjangan dalam jumlah anak mereka menyempit.
Dia juga mengecam mitos bahwa ada konspirasi terorganisasi dari umat Islam untuk mengambil alih populasi Hindu untuk merebut kekuasaan politik. Menurutnya, tidak ada cendekiawan Muslim yang meminta umat Islam untuk menghasilkan lebih banyak anak untuk tujuan itu.
Quraishi juga menolak klaim bahwa umat Islam menggunakan poligami untuk meningkatkan populasinya. Mengutip studi pemerintah pada 1975 menemukan, bahwa semua komunitas memiliki beberapa poligami tetapi Muslim adalah yang paling sedikit poligami di antara mereka.
Dia menegaskan, bahwa ada kesalahpahaman umum yang menyudutkan seolah Islam mendorong orang untuk berpoligami tetapi kenyataannya berbeda.
“Poligami juga secara statistik tidak mungkin di India karena rasio gender (hanya 924 wanita per 1.000 pria) tidak mengizinkannya,” kata dia.
Quraishi menambahkan, bahwa Islam tidak menentang keluarga berencana, Alquran juga tidak melarang keluarga berencana.
Dalam Alquran maupun hadits, kata dia, jelas Islam lebih menekankan kualitas daripada jumlah, seperti kesehatan wanita dan anak-anak dan hak anak-anak untuk memperoleh pengasuhan yang baik. “Islam tidak hanya tidak menentang KB, tetapi justru menjadi pelopor konsep tersebut,” katanya.
Mantan Gubernur Jammu dan Kashmir NN Vohra, mantan sekretaris kesehatan K Sujatha Rao dan Direktur Eksekutif Yayasan Kependudukan India Poonam Muttreja juga berpartisipasi dalam diskusi buku tersebut.
Sumber: ndtv