REPUBLIKA.CO.ID, MASYHAD -- Media Iran melaporkan ratusan wanita Iran ditolak masuk stadion di timur laut Iran untuk melihat pertandingan kualifikasi Piala Dunia tim nasional mereka melawan Lebanon, Selasa (29/3/2022).
Menurut kantor berita semi-resmi Fars, meskipun memiliki tiket untuk melihat pertandingan tersebut, para wanita itu dilarang memasuki ke stadion Imam Reza di Mashhad. Para wanita melakukan demonstrasi di luar stadion setelah ditolak masuk.
“Mereka mengatakan wanita bisa mendapatkan tiket dan memasuki stadion. Kami siaga di situs web kemarin dari pukul 12.00 sampai pukul 20.00 agar kami bisa mendapatkan tiket. Semua wanita yang ada di sini memiliki tiket. Kami mengambil cuti pekerjaan, kami menghabiskan banyak uang, tetapi sekarang mereka mengatakan wanita tidak bisa masuk,” kata seorang wanita, berbicara kepada Fars di luar stadion
"Jika wanita tidak diizinkan memasuki stadion, mengapa mereka menjual tiket kepada kami?" kata wanita lain.
Iran, yang dikabarkan sudah lolos ke Piala Dunia 2022 di Qatar, mengalahkan Lebanon 2-0. Foto-foto dari dalam stadion yang diterbitkan oleh media pemerintah menunjukkan hanya penggemar pria yang hadir di tribun.
Dilansir Al Arabiya pada Selasa (29/3/2022), diketahui penguasa teokratis Iran telah lama menentang wanita menghadiri pertandingan sepak bola pria. Wanita Iran dilarang masuk ke stadion tak lama setelah Revolusi Islam pada 1979.
Badan sepak bola dunia FIFA memerintahkan Iran pada September 2019 untuk mengizinkan perempuan mengakses stadion tanpa batasan apa pun. Arahan FIFA datang setelah seorang wanita muda Iran bernama Sahar Khodayari yang dijuluki "Gadis Biru" untuk warna tim favoritnya, Esteghlal FC, meninggal setelah membakar dirinya sendiri di luar pengadilan. Ia melakukan aksinya karena dia takut dipenjara karena mencoba menghadiri pertandingan dengan menyamar sebagai pria.
Iran pada Januari mengizinkan beberapa wanita untuk menghadiri pertandingan Iran melawan Irak di ibu kota Teheran. Kritikus pada saat itu mengatakan Iran hanya mengizinkan sejumlah wanita tertentu untuk menghadiri pertandingan di bawah tekanan dari FIFA. Langkah itu sebagai upaya propaganda untuk menenangkan FIFA.