Rabu 30 Mar 2022 22:25 WIB

Nakes dan Kelompok Rentan di Inggris Masih Dapat Tes Covid-19 Gratis

Program tes Covid-19 gratis untuk masyarakat umum akan berakhir bulan depan.

Petugas kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat merawat pasien di unit Perawatan Intensif di Rumah Sakit Royal Papworth di Cambridge, Inggris, Selasa (5/5). Petugas kesehatan NHS memakai level APD yang ditingkatkan di area berisiko lebih tinggi seperti perawatan kritis untuk meminimalkan penyebaran infeksi COVID-19 kepada petugas kesehatan.
Foto: EPA-EFE / NEIL HALL
Petugas kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) saat merawat pasien di unit Perawatan Intensif di Rumah Sakit Royal Papworth di Cambridge, Inggris, Selasa (5/5). Petugas kesehatan NHS memakai level APD yang ditingkatkan di area berisiko lebih tinggi seperti perawatan kritis untuk meminimalkan penyebaran infeksi COVID-19 kepada petugas kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris pada Selasa (29/3/2022) mengatakan bahwa tenaga kesehatan, staf pelayanan sosial, dan kelompok yang paling rentan masih mendapatkan tes Covid-19 gratis ketika program tes gratis untuk masyarakat umum akan berakhir bulan depan.

Saat penghapusan semua pembatasan Covid-19 diumumkan pada Februari, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan tes Covid-gratis akan berakhir pada 1 April dan menyebutkan bahwa negara tidak mampu membiayai program itu.

Menteri Kesehatan Sajid Javid menuturkan orang-orang yang berisiko mengalami Covid-19 parah masih mendapatkan tes Covid-19 gratis jika mereka mengalami gejala. Selain itu, staf Layanan Kesehatan Nasional, yang bekerja di pelayanan sosial dan orang-orang yang pekerjaannya berisiko terinfeksi Covid-19 juga termasuk yang boleh mendapatkan tes secara gratis.

Kasus dan jumlah pasien rawat inap Covid-19 meningkat dalam beberapa pekan terakhir, namun pemerintah mengatakan lebih dari 55 persen pasien Covid-19 rumah sakit dirawat karena penyakit lain. Sementara itu, program vaksin booster untuk orang tua dan penderita imunosupresi masih berlangsung.

Sesuai arahan per 1 April, orang-orang yang mengalami gejala seperti demam tinggi atau infeksi pernapasan lainnya akan dianjurkan untuk dirawat di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain sampai mereka merasa lebih sehat dan tidak merasakan demam. Orang dengan kasus positif akan disarankan untuk tetap di rumah saja selama lima hari dan menghindari kontak selama periode itu.

"Kita membuat progres yang signifikan, tetapi (kami) akan terus mempertahankan kemampuan untuk menanggulangi ancaman di masa depan, termasuk varian baru," kata Javid.

sumber : Antara / Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement