Kamis 31 Mar 2022 14:22 WIB

Kasus Covid-19 Harian Korsel Turun, Pasien Kritis Malah Naik

Kenaikan jumlah pasien kritis terjadi di tengah subvarian omicron.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Kota Seoul. Mulai Senin (12/7), pemerintah Korea Selatan (Korsel) memperketat lockdown atau karantina wilayah Covid-19 di Seoul dan wilayah yang berdekatan,
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Kota Seoul. Mulai Senin (12/7), pemerintah Korea Selatan (Korsel) memperketat lockdown atau karantina wilayah Covid-19 di Seoul dan wilayah yang berdekatan,

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kasus Covid-19 harian Korea Selatan (Korsel) turun lebih dari 100 ribu menjadi sekitar 320 ribu pada laporan Kamis (31/3/2022). Namun otoritas kesehatan masih mencatat kenaikan jumlah pasien yang sakit parah terkait Covid-19 di tengah penyebaran dari subvarian 'stealth omicron' BA 2 yang amat menular.

"Tercatat 320.743 infeksi virus corona baru, termasuk 24 kasus dari luar negeri, sehingga total beban kasus menjadi 13.095.631," kata Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) seperti dilansir laman Yonhap News Agencies, Kamis.

Baca Juga

Hitungan harian mencapai level terendah hampir satu bulan di 187.189 kasus pada Senin, tetapi telah meningkat tajam menjadi 424.641 pada Rabu pekan ini. Kendati begitu dalam catatan hingga Kamis, angka kasus masih terbilang kecil dalam beberapa pekan terakhir.

Negara ini mencatat tren penurunan untuk pertama kalinya dalam sekitar tiga bulan. Jumlah infeksi harian melonjak hingga 621.197 pada 17 Maret. Namun, kematian dan kasus serius Covid-19 tetap tinggi.

Jumlah pasien yang sakit kritis mencapai rekor tertinggi lainnya yaitu 1.315, naik 14 dari rekor sebelumnya yang dibuat Rabu. Korsel juga itu menambahkan 375 kematian terkait Covid-19 baru pada Kamis, sehingga total kematian Covid-19 menjadi 16.230. Tingkat kematian mencapai 0,12 persen.

KDCA mengatakan, jumlah kematian dan kasus serius diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa minggu mendatang. Pemerintah telah mencari cara untuk melindungi kelompok rentan dengan lebih baik untuk mencegah kematian dan pasien yang sakit kritis.

Mulai Kamis, pemerintah mulai memberikan suntikan Covid-19 kepada anak-anak berusia antara 5 dan 11 tahun dengan vaksin Pfizer Inc. Sekitar 3,15 juta berada dalam kelompok usia ini, dan sekitar 1,3 persen dari mereka telah melakukan reservasi pada Senin.

KDCA mencatat dari anak-anak berusia 5-11 tahun, todal 1,49 juta telah terinfeksi Covid-19 dan lima anak meninggal karena virus tersebut. KDCA juga mengumumkan peresapan vaksin di seluruh negeri.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement