UGM Kembali Vaksinasi Booster Massal
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Kampus UGM Yogyakarta. | Foto: Yusuf Assidiq
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama Dinas Kesehatan DIY dan Badan Intelijen Negara (BIN) kembali menggelar vaksinasi booster massal untuk masyarakat umum. Dilaksanakan pada 30-31 Maret 2022 di Grha Sabha Pramana UGM.
Vaksinasi booster ini dilakukan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk pemberian vaksin dosis ketiga (booster). Hal itu ditekankan sebagai satu usaha memutus rantai penularan Covid-19 dan meningkatkan imunitas tubuh masyarakat.
Ketua Satgas Covid-19 UGM, Dr Rustamadji mengatakan, pelaksanaan vaksin booster tersebut menargetkan 3.000 peserta selama dua hari pelaksanaan vaksinasi massal. Selain untuk masyarakat DIY peserta vaksin berasal dari masyarakat kampus.
Khususnya, yang belum mendapat suntik vaksin dari daerah asalnya. Tidak heran, pada hari pertama target warga yang disuntik yang seharusnya 1.500 meningkat melebihi dari target. Total penerima vaksin hari pertama menjadi 2.140 orang.
"Target kita 3.000 peserta dalam dua hari ini," kata Rustamadji, Rabu (30/3).
UGM sendiri sudah sejak Januari memulai pemberian vaksinasi booster. Dimulai dari vaksinasi kepada sebanyak 13 ribu pegawai dan pensiunan UGM yang diberikan secara bertahap. Setelah itu, vaksinasi booster ke masyarakat sekitar UGM.
Rustamadji menyebutkan ada beberapa jenis vaksin booster yang diberikan yakni Astrazeneca, Moderna dan Sinopharm. Sedangkan, peserta yang dibolehkan mendapat suntik vaksin usia minimal 18 tahun dan jarak dengan dosis kedua tiga bulan.
Selain itu, panitia turut melayani vaksinasi primer baik dosis pertama maupun dosis kedua. Bagi warga yang belum mendapatkan suntik vaksin booster, Rustamadji menyarankan segera mendatangi dan mendaftar ke fasilitas kesehatan terdekat.
Sehingga, lanjut Rustamadji, dapat segera pula mendapatkan suntik vaksin tahap ketiga (booster). Sehingga, imunitas tubuh terus meningkat dalam melawan virus Covid-19 dan kekebalan komunal (herd immunity) semakin kuat di Indonesia.
"Jika tidak ada kendala sebaiknya harus vaksin booster," ujar Rustamadji.